Revolusi Mental Joko Widodo (Jokowi) gagal total. Sekarang mental Jokowi justru digerus terus. Diksi yang digunakan Jokowi jika pidato mulai tidak beraturan. Ini akibat pikiran & tindakannya berbenturan.
Demikian dikatakan Relawan Jokowi, Muhammad Dinaldo dalam pernyataan kepada suaranasional, Selasa (22/12/2020). “Revolusi Mental Jokowi gagal terlihat kegagalan dalam menyelesaikan Muhammad Rizieq Syihab (MRS) dan sekarang menjadi blunder,” ungkapnya.
Kegagalan Revolusi Mental, kata Dinaldo dibuktikan Presiden Jokowi tidak bisa mengeluarkan pernyataan hukuman mati bagi para koruptor. Sangat urgen di masa krisis ekonomi oleh pandemi Covid-19 ini Jokowi mengusulkan RUU hukuman mati bagi koruptor.
“Para koruptor itu masih sempat & teganya mereka korupsi di masa krisis multidimensi ini. Saya membayangkan jika Revolusi Mental berhasil mungkin korupsi bansos tidak terjadi. Tes mental bagi calon pejabat negara & calon politisi diutamakan agar tidak korupsi. Biar perlu Jokowi letakan beberapa peti mati di Monas. Untuk dirinya & jajaran pemerintahannya jika korupsi,” jelasnya.
Menurut Dinaldo, Jokowi tidak perlu ke gorong-gorong lagi mencari koruptor. Pembangunan fisik yang sedang dikebut akan melampaui target karena dananya tidak dikorupsi. Mungkin tidak perlu utang ke Cina & negara negara pemberi hutang lainya. Lembaga-lembaga pemberi hutang menutup kantornya karena Indonesia tidak butuh utangan.
“Jika ini terjadi darah air mata bahkan nyawa para relawan tak sia sia untuk menjadi presiden Jokowi. Kami para relawan tidak pernah menuntut jabatan pada Jokowi tapi kami mengharapkan perbaikan bagi bangsa & negara ini terwujud. Di periode kedua ini, Jokowi masih ada waktu untuk wujudkannya,” pungkasnya.