Pembubaran dan penangkapan Demonstrasi 1812 di Jakarta yang meminta pembebasan Habib Rizieq Syihab (HRS) dan menuntut hukum atas meninggalnya enam Laskar FPI bentuk kepanikan Rezim Jokowi.
Demikian dikatakan pengamat politik Muslim Arbi dalam pernyataan kepada suaranasional, Sabtu (19/12/2020). “Ulama, kiai, habaib di mobil komando diturunkan massa dan diancam dimasukkan penjara menunjukkan Rezim Jokowi makin tidak suka kepada umat Islam,” ungkapnya.
Kata Muslim, demonstrasi 1812 di Jakarta dilakukan secara damai namun ditanggapi secara berlebihan aparat kepolisian. “Menyatakan pendapat di era Jokowi sudah dibungkam. Demonstrasi dilarang, menyuarakan pendapat di media sosial akunnya diblokir,” paparnya.
Menurut Muslim, Rezim Jokowi menginginkan suara hanya dari penguasa melalui para buzzer, media mainstream yang sudah terbeli. “Channel YouTube FPI (Front TV) tidak bisa diakses. Ini menunjukkan Rezim Jokowi ketakutan terhadap FPI dan HRS,” jelas Muslim.
Kata Muslim, pembubaran demonstrasi 1812 di Jakarta tidak membuat umat Islam takut. “Umat Islam akan terus menyuarakan pembebasan HRS dan keadilan untuk enam Laskar FPI yang tertembak mati oleh polisi,” pungkas Muslim.