Perlu strategi baru dalam pembebasan Habib Rizieq Syihab (HRS) dan penuntutan hukum penembakan mati enam Laskar Front Pembela Islam (FPI).
Demikian dikatakan pengamat kebijakan publik Amir Hamzah dalam pernyataan kepada suaranasional, Jumat (18/12/2020). “Saya kira unjuk rasa di depan Istana sudah tidak efektif lagi,” ungkapnya.
Amir Hamzah juga mengkritik demonstrasi meminta pembebasan HRS dan menuntut enam Laskar FPI diumumkan melalui WhatsApp (WA) sehingga mudah diketahui aparat kepolisian. “Diumumkan melalui WA kemana-mana sehingga mudah terbaca aparat kepolisian. Rezim sudah menganalisa dan mengantisipasi,” paparnya.
Ia menilai demonstrasi mendatangi kantor polisi di berbagai daerah meminta pembebasan HRS dan penuntutan hukum penembakan enam Laskar FPI lebih efektif. “Bisa juga mendatangi kantor DPRD mengajak warrtawan maupun disiarkan di media sosial meminta anggota dewan memberikan dukungan pembebasan HRS dan penuntutan hukum enam Laskar FPI yang tertembak mati polisi,” jelas Amir Hamzah.
Kata Amir Hamzah, langkah umat Islam di AS dan Australia yang meminta pembebasan HRS juga bisa efektif. “Belum lagi suara umat Islam di Eropa Barat. Menyuarakan melalui WA dengan jaringan internasional yang dimiliki bisa lebih efektif,” ungkap Amir Hamzah.
Selain itu, ia mengatakan, partai koalisi pemerintah sulit menerima aspirasi umat Islam dalam pembebasan HRS karena terikat perjanjian dengan Partai Komunis Cina (PKC).