Amalan Front Pembela Islam (FPI) itu Nahdlatul Ulama (NU) tetapi belum kaffah (sempurna).
“FPI itu amaliahnya NU tapi harakah dan fikrahnya belum NU bahkan sering berlawanan dengan NU, maka tugas PWNU DKI adalah meng-NU-kan FPI secara kaffah,” kata Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DKI Jakarta, Dr KH Syamsul Ma’arif saat bersilaturahim virtual dengan Republika di Jakarta, Kamis (3/12).
Kiai Syamsul mengatakan, selama ini NU senantiasa berdakwah dengan lemah lembut seperti yang dilakukan oleh pendakwahnya terdahulu. NU secara khusus memang selalu menyampaikan dakwah dengan lemah lembut, sering dituduh tidak tegas, tapi ini pilihan NU.
“Pilihan memang dengan cara-cara yang sudah biasa dilakukan kiai-kiai terdahulu,” kata Kiai Syamsul yang belum lama menjabat sebagai ketua PWNU menggantikan Saefullah, mantan Sekda DKI Jakarta yang wafat akibat Covid-19.
Lebih lanjut dia mengatakan pandemi turut mempengaruhi para dai. Dan hal ini tentunya juga berpengaruh dengan dinamika dakwah. “Baik itu kondisi situasi sekarang ini, di mata kami Jakarta kelihatan agak menurun. Saya tanya sebagian ustadz karena PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) berkepanjangan, dai juga mengeluh, tapi karena dai suka memberikan nasihat agar sabar mendapatkan musibah, maka mereka gak berani menyampaikan unek-unek,” ucapnya.
Dalam kesempatan ini, Samsul turut menyampaikan keinginan dari PWNU DKI Jakarta untuk menyampaikan catatan akhir tahun pada akhir Desember nanti terkait dinamika keislaman terkini yang terjadi di Ibu Kota, Jakarta.