Aktivis Pro Demokrasi (ProDem) Nicho Silalahi mengkritik pelibatan panser anoa dalam menurunkan baliho Habib Rizieq Syihab (HRS) di berbagai wilayah Jakarta.
“Panser juga harus diuji dalam perang, minimal ya perang dengan baliho,” kata Nicho di akun Twitter-nya @Nicho_Silalahi.
Nicho khawatir nasib panser yang berperang melawan baliho seperti bus TransJakarta era Jokowi yang menjadi barang rongsokan. “Emang mau nasib panser seperti Bus TransJakarta yang dibeli tahun 2013 dan berakhir tragis dengan di jual kiloan?” ungkapnya.
Beberapa kendaraan taktis yang diturunkan dalam penurunan baliho HRS empat panser anoa serta puluhan motor yang dikendarai baik oleh petugas TNI dan Brimob Polri.
Tentara dan panser melakukan pembersihan baliho HRS mulai dari arah Jalan Budi Kemuliaan, lalu berbelok ke arah Jalan Abdul Muis, lalu ke arah Pasar Tanah Abang, lalu mengarah ke kawasan Petamburan.
Selepas dari arah Petamburan perjalanan berlanjut menuju ke Bundaran Semanggi dan mengarah ke Jalan Jendral Sudirman lalu kembali ke titik awal yaitu Monumen Nasional.
Pembersihan baliho-baliho tak berizin itu pun didukung oleh Pangdam Jaya Mayjen Dudung Abdurachman.
“Ini negara hukum, harus taat kepada hukum. Kalau pasang baliho itu jelas aturannya. Ada bayar pajak dan tempatnya sudah ditentukan, jangan seenaknya sendiri,” ujar Dudung.