Pengaruh komunis Cina di Indonesia bisa memunculkan perpecahan militer seperti yang terjadi pada 1965. Menjelang pemberontakan PKI 1965, Letkol Untung menghimpun kekuatan militer untuk berpihak kepada komunis menculik dan membunuh para jenderal.
“Pengaruh komunis Cina bisa memunculkan perpecahan militer,” kata pengamat kebijakan publik Amir Hamzah kepada suaranasional, Selasa (24/11/2020).
Indikasi perpecahan militer, kata Amir Hamzah adanya perbedaan pendapat petinggi TNI dalam menyikapi penurunan baliho Habib Rizieq Syihab (HRS) yang dilakukan tentara. “Kapuspen TNI menyatakan tidak ada perintah menurunkan baliho HRS. Pangdam Jaya mengoreksi diminta Satpol PP untuk menurunkan baliho HRS, padahal awalnya memerintahkan tentara untuk menurunkan baliho HRS,” jelasnya.
Menurut Amir Hamzah, TNI merupakan lembaga pertahanan negara yang sangat vital sehingga tidak boleh salah dalam melakukan tindakan.
Dalam menyikapi kegaduhan yang dilakukan Pangdam Jaya, kata Amir Hamzah Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto harus merespon. “Prabowo merumuskan grand design pertahanan. Menhan dan jajarannya melakukan analisa menyelesaikan permasalahan bangsa ini,” jelasnya.
Selain itu, kata Amir Hamzah, pernyataan Wapres Ma’ruf Amin yang ingin bertemu HRS sebagai upaya untuk menyelesaikan permasalahan bangsa.
Kata Amir Hamzah, Indonesia juga mendapat ancamn dari kelompok elit global penyembah Lucifer. “Kelompok ini melakukan adu domba dan memecah belah bangsa,” ungkapnya.