Gubernur DKI Jakarta yang membaca buku berjudul ‘How Democracies Die’ merupakan sindiran kematian demokrasi di era Rezim Jokowi.
Demikian dikatakan pengamat politik dan sosial Muhammad Yunus Hanis dalam pernyataan kepada suaranasional, Ahad (22/11/2020). “Anies yang besar dengan kultur Jawa menggunakan bahasa sindiran terhadap kondisi demokrasi saat ini,” paparnya.
Kata Yunus, Anies membaca buku berjudul ‘How Democracies Die’ setelah diperiksa Polda Metro Jaya dalam kasus pelanggaran protokol kesehatan. “Belum lagi pernyataan Mendagri kepala daerah bisa dicopot dan disetujui Gubernur Jateng Ganjar Pranowo. Ini yang membuat demokrasi di Indonesia mengalami kemunduran menurut Anies,” papar Yunus.
Menurut alumni pascasarjana sosiologi UGM, Anies ingin memberikan pendidikan politik kepada masyarakat, demokrasi di era Jokowi mengalami kematian. “Secara tidak langsung, Anies meminta kelompok sipil untuk memperjuangan demokrasi di era Jokowi,” jelas Anies.
Yunus juga melihat, Anies membaca buku berbahasa Inggris ingin menunjukkan kepada publik bahwa ada kepala negara yang suka membaca komik. “Anies membaca bahasa Inggris sedangkan Jokowi membaca komik. Makanya kurang lebih begitu,” ungkap Yunus.
Kata Yunus, masyarakat akan menilai Anies layak menjadi pemimpin Indonesia menggantikan Jokowi. “Apalagi hubungan pemerintah pusat dengan DKI kurang harmonis ditambah buzzer istana yang menyerang terus Anies,” pungkas Yunus.