Presiden Joko Widodo (Jokowi) otoriter mirip Orde Baru seperti memenjarakan aktivis politik yang mengkritik penguasa.
“Sehingga resesi demokrasi ini sebenarnya mencerminkan bahwa Indonesia kembali ke arah Orde Baru atau Otoritarianisme dengan gaya baru di era modern seperti saat ini,” kata Koordinator Kontras Fatia Maulidiyanti, Selasa (20/10/2020) dikutip dari suara.com.
Jokowi otoriter kata Fatia, pertama, terlihat adanya penyempitan ruang masyarakat sipil, di mana banyak sekali penggembosan ruang kritik dari masyarakat.
“Pengawasan berlebih yang dilakukan oleh aparat keamanan dan ancaman pidana bagi masyarakat yang menyuarakan pendapatnya baik melalui media daring maupun langsung,” ungkapnya.
Kedua, budaya kekerasan, dan pola yang terus berulang, di mana angka represivitas yang dilakukan oleh aparat keamanan terus meningkat.
“Ketiga, pelibatan aparat keamanan, pertahanan, dan intelijen pada urusan-urusan sipil, khususnya pada era pandemi di mana sekuritisasi dijadikan prioritas pada era pandemi yang jelas-jelas tidak tepat guna dan penempatan kepolisian di jabatan-jabatan sipil,” ungkap Fadia.
Keempat, masih saja pemerintah tetap mengabaikan agenda penyelesaian kasus-kasus pelanggaran HAM berat.