Militansi pelajar STM dan SMA dalam berdemo menolak UU Omnibus Law mendorong perubahan bangsa yang lebih baik. Pelajar STM menjadi pendorong para mahasiswa turun ke jalan menyuarakan kebenaran.
“Militansi pelajar STM dan SMA dari penolakan UU KPK hasil revisi sampai UU Omnibus Law mendorong perubahan bangsa. Mereka ini lebih peduli pada bangsanya,” kata aktivis Malapetaka Limabelas Januari (Malari) 74 Salim Hutadjulu kepada suaranasional, Jumat (9/10/2020).
Menurut Salim, para pelajar STM dan SMA mengetahui bahayanya UU Omnibus Law karena akan menjadikan posisi buruh tidak sejajar dengan penguasa. “Anak-anak STM yang lulus dan bekerja bisa tergerus posisinya akibat UU Omnibus Law Cipta Kerja. Lulusan STM yang menjadi pekerja tidak pernah menjadi pekerja tetap,” ungkap Salim.
Kata Salim, gelombang demonstrasi menolak UU Omnibus Law Cipta Kerja akan terus berlangsung sampai pemerintah membantalkannya. “Kalau UU Omnibus Law Cipta Kerja tidak dibatalkan, demonstrasi semakin besar,” jelas Salim.
Salim mengatakan, kerusuhan tidak akan terjadi jika pemerintah mau mendengar aspirasi rakyat yang menolak UU Omnibus Law Cipta Kerja. “Pemerintah tidak mendengar suara dari NU, Muhammadiyah, akademisi perguruan tinggi seluruh Indonesia, para guru besar,” pungkas Salim.