Oleh: Tardjono Abu Muas, Pemerhati Masalah Sosial
Rem Darurat Covid (RDC) siap ditarik oleh Pemprov. DKI Jakarta. RDC dalam skala Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Jilid II yang secara total ini akan digelar dengan prioritas pertama dan utama penanganan kesehatan siap digulirkan pelaksanaannya pada Senin, (14/9/2020).
Diakui atau tidak, pelaksanaan PSBB Jilid II ini digulirkan oleh karena kegagalan pemerintah dalam menangani penyebaran corona selama enam bulan pada PSBB Jilid I lalu. Dualisme penanganan corona antara penanganan kesehatan dan ekonomi secara bersamaan, disadari atau tidak, dualisme orientasi ini menjadi faktor utama kegagalan tersebut.
Jelang digulirkannya PSBB Jilid II menuju hari-H pelaksanaan, tak luput dari masih terlihatnya “Tarik-Ulur” antara penanganan medis dan ekonomi yang dibungkus dengan istilah “penyeimbangan” penanganan. Belajar dari kegagalan menghadapi penyebaran virus yang satu ini, hendaknya jangan sampai terulang kembali dualisme orientasi penanganan.
PSBB Jilid II ini sudah seharusnya para pemangku kebijakan di negeri ini baik pemerintah pusat maupun daerah hendaknya tetap dalam satu derap nada yang sama, satu suara dan satu tekad dalam penanganan virus yang satu ini dengan prioritas pertama dan utamanya adalah kesehatan.
Risiko yang terjadi dalam pelaksanaan PSBB Jilid II total sudah harus bisa diantisipasi dan dihadapi bersama. Cek ulang kembali item-item krusial yang pernah dilaksanakan pada pelaksanaan PSBB Jilid I lalu item-item mana saja yang masih harus diperbaiki.
Hindari “tarik-ulur” rem darurat covid kali ini demi penyelamatan warga, karena kita selama ini hanya bisa melihat ditariknya tambang emas, nikel, minyak dan batu bara oleh asing dan aseng, sementara kita hanya bisa berhasil tarik tambang dalam hura-hura perayaan tujuh belas agustusan.