Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang masih mempertahankan buzzer dan dibiayai menggunakan uang negara berarti mantan Wali Kota Solo melakukan adu domba sesama rakyat.
“Munculnya buzzer justru memunculkan perpecahan di akar rumput. Masyarakat masih terbelah dan bisa diartikan penguasa melakukan adu domba sesama rakyat,” kata pengamat politik Muslim Arbi kepada suaranasional, Rabu (26/8/2020).
Menurut Muslim, Presiden Jokowi masih mempertahankan buzzer karena butuh pencitraan. “Padahal cara yang dilakukan Jokowi makin membuka bobroknya,” ungkap Muslim.
Kata Muslim, rakyat makin tidak simpati ke Presiden Jokowi karena membiayai buzzer dengan uang negara. “Kegiatan buzzer di media sosial baik Twitter, Facebook membuat gaduh,” jelas Muslim.
Ia mengatakan, Jokowi yang masih memelihara buzzer justru membuat mantan Wali Kota Solo itu citranya makin buruk. “Walaupun survei lembaga besar seperti LSI, SMRC selalu memuji Jokowi, tetapi fakta di media sosial, citra Jokowi buruk,” pungkasnya.