Pembakaran spanduk bergambar Habib Rizieq di depan Gedung DPR/MPR ditengarai awal ditabuhnya genderang perang gerombolan pelanjut PKI dengan Umat Islam.
“Ditengarai awal ditabuhnya Genderang Perang antara bangsa Indonesia, terutama umat Islam dengan gerombolan pelanjut PKI,” kata Pemerhati Pertahanan dan Keamanan NKR Kolonel (Purn) Sugeng Waras kepada suaranasional, Selasa (28/7/2020).
Kata Sugeng, pembakaran spanduk bergambar Habib Rizieq ada dugaan terkait peristiwa pembakaran bendera PDIP saat demo antikomunis dan penolakan RUU HIP maupun RUU BPIP.
“Telusuri akar masalahnya, waspadai gerombolan pengkianat negara, selamatkan dan tegakkan Pancasila 18 Agustus 1945, konsisten terhadap cita cita para pendiri bangsa, jangan dibelokkan, jangan diserongkan dan jangan dikianati,” jelas Sugeng.
Masa Reformasi 1998 hingga kini, para pelanjut paham komunis PKI, berhasil konsolidasi dan menyusun kekuatan, yang beroperasi menyelinap dan membaur keseluruh elemen dengan aksi aksi eksistensi PKI.
“Penulis buku ‘Aku bangga Anak PKI’, Anak PKI masuk parlemen, mencuci nama cemar PKI, rapat rapat, munculnya tulisan dan gambar gambar PKI ditembok tembok, kaos dan spanduk spanduk, desakan terhadap pemerintah untuk minta maaf kepada PKI dan kegiatan kegiatan lain yang dilakukan Ribka Ciptaning dan kawan kawan adalah bukti masih adanya kehidupan dan kebangkitan PKI,” jelasnya.
Kata Sugeng Waras, TNI/POLRI hendaknya berdiri tegak di tengah tengah dan tidak terseret kepada pihak kiri atau kanan yang sedang berperkara. “TNI/POLRI dipersenjatai dari duit rakyat hanya menggunakan senjata itu untuk musuh bersenjata dan gerombolan bersenjata,” jelas Sugeng Waras.