Polri yang memiliki Cybercrime harusnya bisa men-tracking data yang dicuri hacker dan keamanan sistem informasinya ditingkatkan.
“Apabila kita cek di darkweb atau minimal di raidforums, penjual data tersebut selalu mempraktekkan bagaimana masuk ke sistem Polri,” kata Peneliti keamanan siber dari Communication Information System Security Research Center (CISSReC) Pratama D. Persadha kepada suaranasional, Kamis (18/6/2020).
Menurut mantan Pelaksana tugas (Plt) Direktur Pamsinyal Lembaga Sandi Negara (Lemsaneg) ini, setiap sistem informasi selalu mempunyai potensi celah keamanan, tidak terkecuali milik Polri.
“Seharusnya ini menjadi perhatian serius bahwa di era siber ini pengamaman sistem harus menjadi prioritas, karena semua sudah terdigitalisasi,” ungkapnya.
Pratama mengungkapkan, data Polri yang dicuri hacker sangat penting bahkan bisa dimodifikasi. “Jadi sangat berbahaya,” paparnya.
Ia berharap pembobolan data Polri tidak terulang kembali. “Polri bisa bekerjasama dengan BSSN atau Deputi Siber BIN untuk meningkatkan keamanan sistem kepolisian,” ungkap Pratama.
Sebelumnya, Kadiv Humas Polri Irjen Argo Yuwono membantah adanya kabar peretasan tersebut. Namun Argo menyampaikan pihaknya melakukan penyelidikan terkait hal ini.
“Nggak ada itu server dibobol, tidak ada dan tidak terbukti,” kata Argo saat dikonfirmasi, Selasa (16/6/2020).