Saat ini ada tiga geng besar yang berebut menjadi Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri).
“Dalam bursa calon Kapolri kali ini, ada tiga kelompok yang menonjol,” kata Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane kepada suaranasional, Kamis (11/6/2020).
Dalam perebutan orang nomor satu di kepolisian, kata Neta, pertama, Geng Solo terdiri dari jenderal jenderal yang pernah bertugas di Solo.
“Kedua, Geng Idham jenderal jenderal yang dekat dengan Kapolri Idham Azis, dan Geng Netral yang dekat dengan semua pihak,” ungkap Neta.
Menurut Neta, tiga geng yang sempat mendominasi putaran elit kekuasaan di Polri, saat ini sudah terkikis dan tersingkir dari putaran elit kekuasaan internal kepolisian tersebut, yakni Geng Syafruddin, Geng Tito, dan Geng Budi Gunawan (BG).
“Dalam sejumlah mutasi di era Kapolri Idham Azis kelompok Syafruddin dan Tito perlahan tapi pasti tersingkir dari putaran elit kekuasaan di kepolisian.
Menurut Neta, Geng BG tersisi di luar lembaga kepolisian, meski mendapat pangkat menjadi jenderal bintang tiga.
“Apakah jenderal jenderal bintang tiga Geng BG yang berada di luar Polri ini bisa kembali ke internal kepolisian dan masuk dalam bursa calon Kapolri, kita tunggu saja,” ungkapnya.
Selain itu, Neta mengatakan, mantan ajudan Presiden SBY, Komjen Rico disebut sebut sebagai calon kuat Kapolri pengganti Idham Azis, mengingat yang bersangkutan adalah Adimakayasa Akpol 88 B.
“Jika hal itu terjadi tentunya ini menjadi fenomena baru, tidak hanya di dalam dinamika kepolisian tapi juga dalam dinamika politik, dimana mantan ajudan Presiden SBY bisa menjadi Kapolri di era Presiden Jokowi,” jelas Neta.
Menurut Neta, nama yang disebut-sebut menjadi Kapolri adalah Irjen Fadil Imran. Kapolda Jatim ini adalah salah satu “tim sukses” saat Idham mengikuti uji kepatutan di DPR.
“Terlepas siapa pun yang menjadi Kapolri yang dipilih Presiden Jokowi nanti, dinamika prosesnya menarik untuk dicermati. Selain itu tugas berat tentunya menanti,” pungkasnya.