Saat ini Partai Komunis Indonesia (PKI) mulai terlihat bangkit dengan hilangnya TAP MPRS Nomor XXV/MPRS/1966 dalam pembahasan RUU Halauan Ideologi Pancasila (HIP).
“Era Jokowi, mereka dapat angin segar. PKI ingin bangkit lagi,” kata Eks Sekretaris Pribadi Presiden Soeharto Anton Tabah Digdoyo dalam pernyataan kepada wartawan beberapa waktu lalu.
Kata Anton, berdasarkan kajian ormas-ormas nasionalis religius gejala bangkitnya PKI menguat diawali hubungan mesra dan luas dengan Cina.
“Negara komunis terbesar di dunia. Padahal dilarang konstitusi untuk kerja sama dengan siapa pun yang berideologi komunis,” jelas Anton.
Paham komunis, kata dia, bertentangan dengan Indonesia yang melekat sebagai bangsa religius.
“Dari sejarah bangsa Indonesia, bangsa religius menjunjung tinggi agamanya karena itu ideologi atheis komunis sekuler pluralisme liberalis (Sepilis) sangat tidak cocok di Indonesia. Ini teruji sejarah,” terang Anton Tabah.
Hal itulah yang mendasari keluarnya TAP MPRS XXV/1966 Jo UU 27/1999 Jo KUHP Pasal 107a sampai dengan 107f yang kini justru berusaha dihilangkan dalam RUU HIP.
“Karena PKI berkali-kali menjegal, menusuk dari belakang saat bangsa ini fokus bangun negaranya,” tegasnya.