AM Hendropriyono menganggap rakyat musuh dengan mengusulkan atlet bela diri campuran (mixed martial arts: MMA) dan anjing K9 untuk mengatasi rakyat yang melanggar pelanggar pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
Demikian dikatakan aktivis politik Rahman Simatupang dalam pernyataan kepada suaranasional, Ahad (10/5/2020). “Polisi, TNI, Satpol PP maupun pegawai Kementerian Perhubungan sudah cukup menghadapi pelanggar PSBB,” ungkapnya.
Menurut Rahman, Hendropriyono selalu melakukan pendekatan kekerasan dalam menghadapi rakyat. “Saat Hendropriyono menjadi pejabat, banyak rakyat yang menjadi korban seperti peristiwa Talangsari Lampung,” paparnya.
Kata Rahman, kasus pembunuhan aktivis HAM Munir diduga melibatkan Hendropriyono. “Hendropriyono punya jejak berdarah terhadap rakyat,” pungkas Rahman.
AM Hendropriyono menilai TNI dan Polri kurang keras menindak para pelanggar pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Hendropriyono punya ide untuk merekrut atlet seni bela diri campuran (MMA) guna mengatasi orang-orang yang berani melanggar PSBB.
“Saya kira sudah saatnya kini, secara sistemik, merekrut para atlet MMA (mixed martial arts), untuk memperkuat kepercayaan masyarakat,” kata Hendropriyono dalam keterangannya, Jumat (8/5/2020) dikutip dari detik.com
Atlet MMA dinilainya bisa meringkus pelanggar aturan tanpa menyakiti secara berlebihan. Sejak 1986, aparat Polri dan TNI merekrut kalangan petinju, karateka, judoka, pesilat, dan praktisi bela diri lainnya untuk menertibkan orang-orang.
“Selama PSBB dan dalam waktu dekat ini, para atlet MMA dapat diperbantukan ke para petugas patroli. Saya yakin tidak akan ada yang menantang-nantang lagi ke para petugas,” ujar Hendro.
Sebagaimana diketahui, ajang pertarungan MMA pada umumnya ditampilkan dalam bentuk tarung satu lawan satu di dalam ring. Lalu bagaimana bila atlet MMA menghadapi banyak orang di dalam ‘ring’ PSBB?
“Kalau pelawan banyak jumlahnya, brigade anjing K9 juga dapat dikerahkan,” kata Hendro.