Dokter Dirga Sakti Rambe membungkam bos Cyrus Network Hasan Hasbi yang menuding dirinya mengungkapkan cara bahaya ‘herd immunity’ beberapa negara untuk mengatasi corona diframing.
Hasan Hasbi terkenal sebagai pendukung Joko Widodo (Jokowi).
Dokter Dirga yang juga spesialis penyakit dalam mengungkapkan, saat ini muncul ide gila & tidak manusiawi yang dilontarkan politisi-politisi di beberapa negara dalam mengatasi corona.
“Mereka berencana membiarkan penduduk terinfeksi #COVID19. Bila 50-70% penduduk di suatu wilayah terinfeksi, maka timbul “kekebalan komunitas” (herd immunity). Pd saat itu, laju penularan terhenti,” ungkap dokter Dirga di akun Twitter-nya @dirgarambe.
“Let’s do the math. Biar nempel di kepala kita semua. Jml penduduk Indonesia 271 juta jiwa (proyeksi BPS 2020).Herd immunity tercapai bila 70% populasi terinfeksi: 189,7 juta jiwa.Pandemi biasanya multiple waves. Anggaplah 1/3 kasus terjd pd 1st wave: 63 juta jiwa,” jelasnya.
Tiba-tiba Hasan Hasbi dengan akun Twitter @datuakrajoangek menuding dokter Dirga bahwa ‘herd immunity’ dalam mengatasi corona diframing.
“Saya baru tau dan baca soal ini setelah anda sebarluaskan. Mungkin yang lain juga begitu. Entah iya itu bacaan yang kredibel entah engga. Entah negara mana yang mau bikin itu, lalu anda coba ngitungnya di Indonesia. Framing meliuk2nya pinter ini Pak Dokter,” ungkap Hasan Hasbi.
Dokter Dirga mengatakan, ‘herd immunity’ bukan diframing tetapi berdasarkan data ilmiah.
“Silakan tanya pakar/ahli yg lain sbg pembanding. Dr bidang matematika boleh, statistika boleh, public health boleh. Saya tdk punya kepentingan utk framing. Apalagi politik. Meliuk2 jg nggak bisa krn badan besar. Yg jelas bergelut di politik kan Anda, mll lembaga survei,” ungkapnya.
Dokter Dirga mengatakan, penjelasan mengenai ‘herd immunity’ dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
“Semua yg saya sampaikan dpt dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Saya bukan buzzer & tdk pernah menerima 1 rupiah pun. Bebas kepentingan. Sbg pembanding, silakan Anda baca paparan @jkmulyanto. Beliau Ph.D epidemiologi,” jelasnya.
Setelah dokter Dirga menjelaskan secara rinci, Hasan Hasbi langsung diam.