Lembaga survei Indo Barometer menyebutkan, ada empat lembaga dengan tingkat kepercayaan publik tertinggi. Hal itu berdasarkan hasil survei yang dilakukan pada Januari 2020.
Lembaga itu adalah Tentara Nasional Indonesia (TNI) dengan raihan 94,0 persen. Kemudian Kepresidenan RI 89,7 persen, Organisasi Agama seperti NU, Muhammadiyah, dan lain sebagainya (86.8 persen), Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) (81.8 persen).
“Walaupun angka kepercayaan publik pada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tergolong tinggi (81.8 persen), namun kali ini berada pada peringkat 4. Biasanya KPK selalu masuk 3 besar bersama institusi TNI dan Presiden RI,” kata Direktur Eksekutif Indo Barometer, M Qodari di Jakarta, Minggu, 23 Februari 2020.
Ia menjelaskan, tingkat kepercayaan publik terhadap lembaga penegak hukum yang tertinggi adalah Komisi Pemberantasan Korupsi (81,8 persen). Kemudian Mahkamah Agung/Kehakiman (75,4 persen), Kejaksaan RI (52,9 persen), dan Kepolisian (Polri) (51,9 persen).
Sedangkan, lanjut dia, nama penegak hukum dengan tingkat pengenalan tertinggi diantaranya, Kapolri Jenderal Idham Azis (31,4 persen), lalu Ketua KPK, Firli Bahuri (23,8 persen), Ketua MK, Anwar Usman (21,1 persen), Ketua MA Muhammad Hatta Ali (19,6 persen), dan Jaksa Agung ST Burhanuddin (19,0 persen).
“Sedangkan kepuasan terhadap kinerja nama penegak hukum tersebut
adalah Idham Azis (67,6 persen), kemudian Firli Bahuri (61,1 persen), Anwar Usman (63,2 persen), Muhammad Hatta Ali (62,1 persen), dan ST Burhanuddin (57,9 persen),” katanya.
Dengan demikian, ada tiga alasan utama publik puas kinerja Idham Azis yaitu tegas (32,5 persen), dari militer (13,7 persen), berwibawa (6,9 persen). Sedangkan tiga alasan utama publik tidak puas kinerja Idham Azis adalah Belum terlihat hasil kerjanya (67,9 persen), mempunyai kepentingan politik (7,4 persen), tidak cocok sebagai Kapolri (7,4 persen).
Selanjutnya, tiga alasan utama publik Puas kinerja Firli Bahuri adalah : tegas (24,8 persen), dari militer (21,4 persen), yakin dapat memberantas korupsi (15,2 persen). Sedangkan, tiga alasan utama publik tidak puas kinerja Firli Bahuri adalah : Belum terlihat hasil kerjanya (62,3 persen), masih baru (7,2 persen), mempunyai kepentingan politik (5,8 persen).
(Vivanews.co.id)