Radikalisme ekonomi dalam bentuk utang, kenaikan BPJS dan mencabut subsidi untuk masyarakat, kasus Jiwasraya sangat merugikan negara dan rakyat.
Demikian dikatakan pengamat Muslim Arbi dalam pernyataan kepada suaranasional, Selasa (31/12/2019). “Radikalisme ekonomi membuat kondisi ekonomi nyungsep bukan meroket,” ungkapnya.
Kata Muslim, isu radikalisme agama yang menyasar umat Islam untuk menutupi radikalisme ekonomi Rezim Jokowi.
“Radikalisme ekonomi ancaman nyata bangsa Indonesia. Kasus perampokan Jiwasraya bentuk nyata radikalisme ekpnomi,” ungkapnya.
Menurut Muslim, utang yang melambung tinggi demi infrastruktur bisa membuat negara bangkrut. “Negara bangkrut digadaikan negara asing yang telah memberi utang,” pungkasnya.