Nadiem Makarim, dari Keluarga Penganut Ideologi Sekuler

Menteri Pendidikan Nadiem Makarim berasal dari keluarga penganut ideologi sekuler. Ayahnya Nadiem, Nono Makarim hidupnya kebarat-baratan, gaya hidupnya sekuler.

Demikian dikatakan pengamat politik Hendrajit di akun Facebook-nya.

Kata Hendrajit, Nono Makarim merupakan aktivis 66 yang tergabung dalam Serikat Organisasi Mahasiswa Lokal atau SOMAL.

“Somal sejatinya hanya bungkus atau cangkang saja. Dalemannya adalah gado gado dari orang orang liberal, sosialis kanan atau sosialis demokrat,” jelasnya.

Hendrajit mengatakan, di tataran keorganisasian yang berbasis SOMAL di Jakarta mereka biasanya gabung dengan IMADA. IKATAN MAHASISWA JAKARTA. Kerap diplesetkan jadi IKATAN MAHASISWA DANSA DANSI.

“Di Bandung, Rahman Toleng, Sarwono Kusumaatmaja, Arifin Panigoro, tergabung dalam IKATAN MAHASISWA BANDUNG (IMB).

Baik IMADA maupun IMB praktis dalam kiprahnya tidak beda dengan organ organ mahasiswa ekstra kampus seperti HMI, GMNI maupun PMII.

“Secara periodik bikin latihan dasar kepemimpinan dalam satu rangkaian dengan rekrutmen anggota baru dan penggemblengan ideologi. Artinya, meski para eksponen SOMAL mengklaim independen, sejatinya mereka pada dasarnya ideologis dan politis,” ungkapnya.

Banyak dari kelompok ini, kemudian jadi orang beken di bidang masing-masing seperti Arif Budiman, Nono Makarim, dan kelak Sjahrir (bukan sjahrir ketua psi) kelak jadi pakar lulusan Harvard. Salim Said setelah lama jadi wartawan, jadi doktor ilmu politik dan militer. Goenawan Mohamad jadi big bos majalah Tempo bersama Fikri Jufri.

“Mereka ini karena produk dari sebuah kelompok dan organ gado gado yang mengutamakan perkoncoan dan gaya hidup ketimbang ideologi atau nasab, kemudian menjelma jadi urban sub culture. Sebuah kelompok yang merupakan Sub budaya perkotaan dan metropolis. Gaya hidup snob dan hedon. Kebarat baratan. Dan sekuler. Dari sinilah lahirnya Nadeim Makarim,” pungkasnya.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News