Masyarakat adat Sunda yang menolak agenda Habib Rizieq menggelar Musyawarah Ulama dan Tokoh Umat se-Indonesia di Bandung, Jawa Barat pada 15 – 17 Oktober 2019 merupakan rekayasa yang dilakukan mantan Kapolda Jawa Barat (Jabar) Anton Charliyan.
“Masyarakat adat Sunda yang menolak Musyawarah Ulama dan Tokoh Umat se-Indonesia rekayasa Anton Charliyan. Sejak lama Anton benci ke Habib Rizieq,” kata pengamat politik Muslim Arbi kepada suaranasional, Rabu (16/10/2019).
Menurut Muslim, saat menjadi Kapolda Jabar, Anton Charliyan menakut-nakuti dengan mengerahkan anggota polisi di sekitar pesantren Habib Rizieq di Megamendung, Bogor dengan alasan latihan.
“Publik masih ingat, polisi yang dikerahkan di sekitaran Pesantren Habib Rizieq untuk menakut-nakuti agar umat Islam tidak ikut demo terhadap Ahok,” papar Muslim.
Muslim mengatakan, Anton Charliyan memberikan narasi buruk Habib Rizieq dan FPI sebagai gerakan radikalisme. “FPI dan Habib Rizieq hanya menyuarakan keadilan dan melawan kemungkaran,” jelas Muslim.
Sebelumnya masyarakat adat Sunda se Jawa Barat (Jabar) mendeklarasikan perang terhadap radikalisme, intoleransi dan terorisme di Kampung Rancage, Cileunyi, Bandung, Jawa Barat, Minggu (13/10).
Masyarakat adat se-Jabar juga menolak rencana dedengkot Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab untuk menggelar Musyawarah Ulama dan Tokoh Umat se-Indonesia di Bandung, Jawa Barat pada 15 – 17 Oktober 2019.
Sekitar 100 tokoh dari masyarkat adat Sunda se-Jabar hadir dalam deklarasi itu. Mereka berasal dari Bandung , Sumedang, Sukabumi, Tasikmalaya, Karawang, Garut, Kuningan , Majalengka, Cirebon , Cianjur, Bogor, Ciamis dan sebagainya.
Mereka juga menyatakan siap menjadi garda terdepan untuk membela NKRI dan siap menghadapi siapapun yang akan memecah belah bangsa.
Hadir dalam acara tersebut antara lain Abah Anton Charliyan sebagai tokoh Jawa Barat, Abah Yusuf dari Bandung, Abah Alam, Abah Guriang dari Sumedang, Abah Endin, Wa Deden Pagar Nusa, Ki Pamanah Rasa dari Sukabumi, Abah Asep, Keluarga Dalang Asep Sunandar, Jaga Lembur, Ki Boedi Al Masoem, Damas Jabar dan berbagai komunitas adat lainnya.
“Untuk itulah para sesepuh inohong masyarkat adat dan budaya Sunda se Jawa Barat berkumpul dan dengan tegas siap jadi garda terdepan untuk melawan radikalisme menyelamatkan Tatar Sunda Jabar, menyelamatkan NKRI,” tegas Abah Anton Charliyan.