Era revolusi industri 4.0 memacu masyarakat untuk menguasai bidang kreatif digital. Tantangan tersebut membuat pemuda asal Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, M Nasrul Alawy, berinisiatif mengasah talenta di bidang kreatif digital lokal.
Nasrul Alawy merupakan Kepala Eksekutif Alphacsoft, sebuah startup yang bergerak di bidang software dan aplikasi. Dia berinisiatif mendirikan divisi khusus game dan akhirnya berhasil membuat game bernama ‘Sitala’.
Game tersebut merupakan permainan edukasi simulasi tertib dan aman berlalu lintas. Game itu lahir dari Alphac Studios, studio game pertama di Pulau Lombok.
Sitala Game kemudian dilirik Satlantas Polres Tanah Laut, Kalimantan Selatan. Game tersebut kemudian diakuisisi, dan kini telah memecahkan rekor Museum Rekor Indonesia dalam acara Millennial Road Safety Festival Kalsel. Dalam acara tersebut, 210 ribu peserta memainkan game Si Tala secara serentak dan memecahkan rekor Muri.
Alawy mengatakan, ide membuat game tersebut datang dari permasalahan di masyarakat, yaitu kesadaran berlalu lintas yang rendah. Imbauan melalui buku dinilai tidak efektif di tengah menurunnya minat baca masyarakat.
“Permasalahan yang dilihat ya lalu lintas. Minat baca masyarakat menurun, sehingga kita buat dalam bentuk game, yang interaktif. Game itu disambut baik oleh Kasatlantas Tanah Laut, kebetulan orang Lombok. Kemudian dipanggil, akhirnya game ini diakuisisi,” ungkap Alawy dalam acara Badan Ekonomi Kreatif Indonesia (BeKraf) Developer Day Mataram, di Mataram, Sabtu, 27 April 2019.
Berkat talentanya itu, Alawy dipercaya menjadi Lokal Heroes Bekraf Developer Day Mataram 2019. Alawy saat ini tengah menggarap tiga game. Satu game Android dan dua game PC. Salah satu game yang digarapnya tentang sejarah perjuangan Kerajaan Mataram mengusir penjajah Belanda.
Pada kegiatan Bekraf Developer Day Mataram, di Mataram, Bekraf menghadirkan 430 peserta dari masyarakat Lombok yang sebagian besar adalah mahasiswa. Mereka dilatih industri kreatif digital.
“Bekraf Developer Day menjadi ajang pengembangan potensi dan kompetensi bagi para developer aplikasi dan game khususnya di Kota Mataram. Para peserta yang hadir akan mendapatkan masukan berharga dari developer ternama mengenai tantangan-tantangan apa saja yang dihadapi oleh developer di Indonesia,” jelas Direktur Fasilitasi Infrastruktur TIK Bekraf, Muhammad Neil El Himam.
Bekraf Developer Day diadakan untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensi para pelaku ekonomi kreatif dan untuk menciptakan ekosistem yang berkualitas bagi para startup khususnya di subsektor aplikasi, game, dan juga untuk pengembangan web, Internet of Things (IoT), dan Bot.
“Upaya tersebut dilakukan untuk memberikan dampak positif di bidang ekonomi dan sosial budaya terutama pada potensi lokal yang ada,” jelasnya.
Data Scientist Dicoding Indonesia, Adrianus Yoza Aprilio, mengungkapkan industri game potensi keuntungannya sebesar US$600 juta. Namun, yang masuk pada developer Indonesia sangat kecil.
“Tugas kita mendorong regulasi, keberpihakan pada teman-teman developer lokal. Perspektif kita menanggapi karya lokal menjadi problem,” ucapnya.
Dia berharap pemerintah memunculkan regulasi yang memperkuat pengembang game atau pengembang bidang kreatif digital lainnya di Indonesia.(ase)
