Presiden Joko Widodo (Jokowi) harus belajar ke Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk meraih kekuasaan dua periode karena tidak ada perpecahan di masyarakat. Saat ini di bawah Jokowi, muncul perpecahan di masyarakat.
Demikian dikatakan aktivis Malari 74 Salim Hutadjulu kepada suaranasional, Selasa (13/11). “JOkowi sangat ambisius untuk meraih kekuasaan dua periode sehingga memunculkan gesekan di masyarakat,” ungkapnya.
Kata Salim, saat SBY mau menduduki dua periode tidak ada kegaduhan politik di masyarakat.
“Justru periode kedua, SBY tidak memilih cawapres yang didukung partai politik. SBY memilih Boediono yang ahli ekonomi. Boleh dikatakan dukungan partai ke Boediono sangat kecil, tetapi SBY berani pasang badan,” ungkpanya.
Menurut Salim, untuk meraih jabatan dua periode, Jokowi sangat terlihat dikendalikan partai politik seperti pembatalan Mahmud MD pada detik-detik terakhir menjadi cawapres.
“Jokowi sangat lemah di hadapan pemimpin partai politik. Menentuk cawapres dikendalikan partai politik, apalagi memimpin sebuah negara,” jelas Salim.
Mantan tahanan politik era Soeharto ini memprediksi kegaduhan politik akan tetap berlangsung selama Jokowi menjabat dua periode.