Relawan Joko Widodo (Jokowi) yang tergabung dalam Pro Jokowi (Jokowi) bisa bersikap arogan bahkan menjadi angkatan kelima ketika pihak Istana menyamakan dengan TNI/Polri.
“Istana sampai menyamakan Projo dengan TNI/Polri. Itu salah kamprah dan Projo bisa arogan bahkan kemungkinan jadi angkatan kelima,” kata pengamat politik Muslim Arbi kepada suaranasional, Jumat (21/9).
Menurut Muslim, keberadaan Projo maupun relawan justru membuat demokrasi makin gaduh bahkan diiindikasikan dimanfaatkan untuk meraih keuntungan.
“Kegiatan relawan atau Projo darimana? Ada dugaan mengajukan proposal ke instansi pemerintah atau BUMN,” ungkap Muslim.
Muslim mengatakan, selama hampir lima tahun pemerintahan Jokowi, relawan ini sengaja tidak dibubarkan. “Relawan membentuk tim medsos menjadi buzzer dan selalu gaduh,” papar Muslim.
Selain itu, ia memperlihatkan, tidak ada kegaduhan di medsos setelah Ahok kalah. “Karena buzzer-nya sudah jadi pengangguran tidak digaji lagi. Selama Ahok berkuasa, membayar buzzer untuk pencitraan Ahok. Kondisi itu terjadi di pemerintahan Jokowi,” jelas Muslim.