Perjuangan, semangat, dan kerja keras Timnas U-16 Indonesia di Piala AFF U-16 2018 telah membawa mereka ke partai puncak. Selangkah lagi, Garuda Asia mengangkat trofi juara untuk kali pertama sepanjang sejarah.
Syaratnya, Indonesia harus melewati rintangan terakhir. Bukan perkara mudah, karena lawan yang dihadapi adalah Thailand, satu dari dua tim yang berstatus sebagai pengoleksi trofi terbanyak turnamen.
The War Elephants sudah sejak selama dijuluki raja sepak bola Asia Tenggara, tak terkecuali di level junior. Di Piala AFF U-16, Thailand sudah lima kali mencapai final, tiga di antaranya berujung gelar (2007, 2011, dan 2015).
Sebaliknya, pencapaian terbaik Indonesia di ajang ini hanya keluar sebagai runners-up pada edisi 2013. Ketika itu, Indonesia yang diperkuat Asnawi Mangkualam Bahar dan Samuel Christianson, dua pemain yang sekarang jadi bagian Timnas U-19, takluk dari Malaysia di laga final lewat adu penalti.
Yusuf Kurniawan, pengamat sekaligus penggiat sepak bola usia muda mengatakan, faktor sejarah salah satu yang memengaruhi mental pemain. Ia menilai, pemain kerap merasa kalah sebelum bertanding ketika bertemu tim yang punya sederet prestasi.
“Untuk usia muda, saya tidak percaya. Setiap tahun pemain atau pelatihnya bisa berganti. Ini lebih ke pembinaan mereka yang lebih stabil,” kata Yusuf Jumat (10/8) dikutip dari Harian Nasional
Ia yakin peluang Indonesia tampil sebagai kampiun lebih besar ketimbang tim tamu. Menurutnya, kualitas permainan David Maulana dkk lebih teruji sedari babak penyisihan grup ketika berhasil menaklukkan Myanmar dan juara bertahan Vietnam.
Thailand cuma mendapat perlawanan sengit dari Malaysia di Grup B. Skuad asuhan Thongchai Rungreangleas ini bahkan hanya bermain imbang tanpa gol melawan Laos.
“Kalau dari sisi ujian, tim ini sudah lewati itu. Di final tinggal persoalan mentalitas,” terang Yusuf. “Lawan Malaysia mainnya agak lambat, itu bukan karakter kita. Lawan Thailand kita harus ambil inisiatif lebih awal supaya bisa unggul cepat.”
Ada satu hal yang dikhawatirkan bos Timnas U-16 Fakhri Husaini, yakni kondisi fisik para pemainnya. Sampai semifinal, Indonesia sudah melakoni enam pertandingan dalam 12 hari. Waktu pemulihan pun terhitung singkat, hanya satu hari.
Meski demikian, Fakhri beruntung telah diberkahi pemain dengan kualitas merata. Tidak ada perbedaan mencolok antara pemain inti dan pelapis. “Di final sudah tidak ada cerita fisik, melainkan mental,” kata Yusuf.
Garuda Asia punya modal bagus jelang laga penentuan. Di samping rekor sempurna sejak fase grup, Indonesia juga memenangkan pertemuan terakhir kontra Thailand. Gol semata wayang Amanar Abdilah memastikan kemenangan 1-0 atas Thailand di kualifikasi Piala Asia 2018, September tahun lalu.
PRAKIRAAN PEMAIN
Thailand (4-4-2): Anuchid Taweesri; Arthit Bua-Ngam, Chatmongkol Rueangthanarot, Jakkrapong Sanmahung, Pongsakorn Innet; Thanarin Thumsen, Sarawut Soawaros, Thanakarit Laorkai, Thiraphong Yangdi; Sitthinan Rungrueang, Kittiphong Khetpara
Pelatih: Thongchai Rungreangleas
Indonesia (4-3-3): Ernando Ari; Amiruddin Bagas Kaffa, Komang Teguh, Fadilah Nur Rahman, Yudha Febrian; David Maulana, Brylian Aldama, Andre Oktaviansyah; Fajar Fathur, Amirudin Bagus Kahfi, Supriadi
Pelatih: Fakhri Husaini
Tempat: Stadion Gelora Delta, Sidoarjo
Waktu: Sabtu (11/8), Pukul 19.00 WIB