Pada bulan suci Ramadhan Allah tunjukkan kezaliman dan kecurangan penguasa diawali dengan kebijakan rekomendasi untuk penceramah agama Islam sampai kasus BPIP.
Demikian dikatakan Ketua Lembaga Dakwah Khusus Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DKI Jakarta Mohammad Naufal Dunggio kepada suaranasional, Senin (11/6).
Kata Naufal, di awal Ramadhan menteri agama melakukan tindakan blunder dengan mengadu domba antara ulama, mubalig dan da’i dgn menyusun 200 penceramah hasil kajian yang mendalam kementrian agama.
“Hebatnya orang yang sudah mati namanya tercantum di dalamnya. Mungkin dia ditaruh didaftar untuk menceramahin pak menteri kalau pak menteri mati di alam barzakh sana,” sindir Naufal.
Naufal mengatakan, di bulan Ramadhan Allah tunjukkan gaji pejabat di Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) yang mencapai ratusan juta di tengah kemiskinan yang dialami rakyat Indonesia.
“Bahkan Radar Bogor dengan judul Ongkong-ongkang Kaki Dapat Rp112 Juta mengkritik gaji yang diterima Megawati. Bahkan kantor Radar Bogor diserbu kader PDIP. Di bulan Ramadhan Allah tunjukkan kelakukan kader PDIP,” paparnya.
Masih di bulan Ramadhan, kata Ramadhan ada peristiwa tercecernya KTP-el di Bogor sehingga Menteri Dalam Negeri yang juga kader PDIP itu panik. “Di Bekasi ditemukan 45.000 KTP ganda diduga dipakai untuk Pilkada. Benar-benar penjahat. Lagi-lagi aib penguasa ditampakkan dengan jelas oleh Allah SWT,” jelasnya.
Menurut Naufal di bulan puasa, partai berkuasa melakukan hatrick dengan tertangkapnya kader partai mereka yang jadi kepala daerah dalam kasus korupsi.
“Sayang sang profesor mantan Ketua MK tidak banyak bersuara akan hal ini. Mungkin lagi sariawan tersumbat dengan Rp 100 juta. Kalau sama PKS dia berani padahal PKS adalah partai paling buncit kadernya tertangkap kasus korupsi. Yah begitulah bila orang udah dekat dengan Istana maka kemungkinan besar dia jadi penjilat murakkab,” jelasnya.