Yudi Latif yang mundur dari Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) terhormat dari Ali Mochtar Ngabalin dan Fadjroel Rachman.
Demikian dikatakan aktivis politik Rahman Simatupang kepada suaranasional, Sabtu (9/6). “Fadjroel yang sekarang menjadi komisarits PT Adhi Karya hanya diam saja ketika ada ketidakadilan di negeri,” paparnya.
Kata Rahman, yang lebih menjijikkan diperlihatkan Ali Mochtar Ngabalin yang membela Jokowi dengan legitimasi agama Islam. “Keberadaan Ngabalin justru menjatuhkan Islam itu sendiri,” jelas Rahman.
Rahman mengatakan, masyarakat akan menilai secara objektif sikap yang diperlihatkan Fadjroel dan Ngabalin. “Kita bikin polling masyarakat akan memilih Yudi Latif sebagai sosok yang baik,” kata Rahman.
Yudi sebelumnya resmi mengundurkan diri sebagai kepala BPIP. Ia pamit usai setahun menduduki jabatan kepala BPIP. Ia juga meminta maaf kepada seluruh rakyat Indonesia.
Yudi mengakui belum banyak yang bisa dilakukan oleh BPIP selama setahun berjalan sejak masih menjadi Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-PIP). Hal ini, kata dia, lantaran sejumlah keterbatasan.
Dia mengungkapkan, lembaga penyemai Pancasila itu baru menggunakan anggaran negara Rp7 miliar. Sebab, BPIP dilantik pada 7 Juni 2017 dan tak lama kemudian memasuki masa libur lebaran, dan baru memiliki tiga orang deputi pada bulan Juli.
Sementara, tahun anggaran telah berjalan, dan sumber pembiayaan harus diajukan lewat APBNP, dengan menginduk pada Sekretaris Kabinet. Anggaran, kata dia, baru turun pada awal November, dan pada 15 Desember 2017 penggunaan anggaran Kementerian/Lembaga harus berakhir.
“Praktis, kami hanya punya waktu satu bulan untuk menggunakan anggaran negara. Adapun anggaran untuk tahun 2018, sampai saat ini belum turun,” beber Yudi.