Bom Bunuh Diri di Surabaya, Politikus Demokrat: Pemerintah Gagal Lindungi Warganya

Bom bunuh diri gereja di Surabaya (IST)

Bom bunuh diri di Surabaya membuktikan pemerintah gagal melindungi wargnya.

“Ini bukan soal takut tidak takut. Tapi soal negara yang wajib melindungi warganya. Kata GAGAL layak disematkan,” kata politikus Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean di akun Twitter-nya @LawanPolitikJKw.

Kata Ferdinand, bom bunuh diri harus menjadi tanggungjawab pemerintah.

“Semua ini imbas dr sikap pemerintah. Jgn jd hilang tanggung jawab akibat narasi tak pantas,” jelasnya.

Sebagaimana yang dikabarkan oleh berbagai media, Ahad (13/5), terjadi ledakan bom di beberapa gereja di Surabaya.

Pertama, Gereja Katolik Santa Maria Tidak Bercela Ngagel, rumah ibadah yang hanya beberapa meter dari lokasi SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya.

Kedua, Gereja Kristen Indonesia di Jalan Diponegoro 146 dan Ketiga, Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS) di Jalan Arjuna.

Dari informasi yang dihimpun, Minggu (13/5/2018), ledakan yang terjadi di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS) berasal dari bom mobil.

Akibat ledakan di GPPS, dilaporkan 5 mobil dan 30 motor terbakar. 2 Mobil pemadam kebakaran dikerahkan di lokasi. Saaar ini lokasi sudah disterikan oleh petugas kepolisian.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News