Oleh: Danke SP
Ketakutan, kelabakan, keteteran menghadapi kenyataan bahwa rakyat semakin dewasa dan terbuka wawasanya. Tidak bisa lagi dikibuli dengan kebohongan berita media atau eloknya engkau bermain sandiwara untuk kembali meraih Piala Citra.
Ah. Tak heran kemarin kemarin seorang belia dengan karya plagiat kau undang ke istana, rupanya kalian memang koloni plagiator, komunitas penjiplak. Tidak ada orisinalitas karya atau Ide.
Kalian tertawakan aksi Bela Islam, kalian bully, katanya seperti togel pakai angka angka segala. Sekarang kalian contek, kalian bentuk relawan 212.
Kalian tertawakan ketika kaos #2019gantipresiden menjadi trend. Kalian bilang masa kaos bisa ganti presiden. Tak lama kemudian, kembali kalian mengekor, membuat kaos tandingan….aahh nyontek lagi, tidak punya Ide, tidak punya kreatifitas. Dan tidak punya malu.
Kalian faham dengan kekuatan Umat Islam yg besar, sehingga kalian berusaha mulai bermain ke mesjid.
Kalian meninggalkan konde kebanggan, menggantinya dengan hijab dadakan, biar ada pengakuan. Dan simpati dari kami..
Hai!! Bukankah kalian tidak butuh suara umat Islam? Bukankah kalian tidak takut kehilangan dukungan umat islam, sehingga lantunan adzanpun mau kalian larang? Sehingga bercadarpun kalian permasalahkan?
Kalianlah rezim Crit Mirit, rezim yang buang air di celana, kalian fikir orang lain tidak tahu, padahal bau busuknya sudah menyebar kemana mana. Tipu daya dan sifat bermuka dua kalian sudah demikian menyebalkan.
Kalian sadar bahwa umat mulai menggeliat, kalian bentuk gerakan anti politisasi Mesjid. Sementara ke mesjid saja kamu gk pernah. Iyah kamu, ketua gerakan itu.
Kalian jangan pernah coba-coba melupakan bahwa di mesjid mesjid dan surat surau itulah gerakan politik untuk Kemerdekaan republik ini dipantik, digelitik dan dipetik. Dengan panggilan adzan yang kalian bilang menggangu itu, umat bersatu, untuk bahu membahu menghalau penjajah.
Dan sekarang kalian larang kami untuk berpolitik di Mesjid? Sementara apakah kalian tahu ada hukum Jinayah dalam Islam?
Hei kamu, ya kamu ketua gerakan itu, lebih baik kau bersunat dulu, baru main kemesjid dan berbicara soal mesjid.
Atau, lebih baik tetap berada diluar, jangan loncat pagar, dan nyanyikan saja hymne ketakutan. Karena kami tidak akan diam dengan gerakan gerakan KONYOL kalian. Kalian benar benar sudah demikian ketakutan.
Seperti kehilangan pegangan.
Kami tahu, apa yang kami lakukan adalah dalam koridor kewajaran dan kaidah demokrasi.
Maaf buat kalain. #2019gantipresiden adalah sebuah impian indah yang berusaha kami wujudkan.