GP Ansor: Pindah ke Arab Saudi yang Tolak Larangan Bercadar

Yaqut Cholil Qaumas
Yaqut Cholil Qaumas – antara

Kelompok maupun orang-orang yang menolak larangan bercadar lebih baik pindah ke kerajaan Arab Saudi.

“Kalau mau ngotot pakai cadar, pindah aja ke sekolahannya Prof @squrtuby Kali aja boleh.. gitu aja kok repot,” kata Ketua Umum GP Ansor Yaqut Cholil Qaumas (Gus Yaqut) di akun Twitter-nya @GPAnsor_Satu.

Ia mengatakan, dalam shalat, umrah maupun haji tidak boleh menggunakan cadar.

“Gak usah debat budaya, syar’i atau hal2 yg kalian gak paham. Dilarang pakai cadar di UIN gak usah dibikin ribut. Toh sholat, umroh dan haji gak boleh pakai cadar, kalian gak ribut kan?” ungkap Gus Yaqut.

Menurut Rektor UIN Yogyakatya, Yudian Wahyudi, pihaknya telah melakukan pendataan jumlah mahasiswi yang mengenakan cadar. Hal itu dilakukan sesuai surat resmi dengan nomor B-1031/Un.02/R/AK.00.3/02/2018.

“Ada 41 yang kami data, dan mereka menggunakan cadar dari berbagai fakultas di kampus UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,” kata Yudian, Senin, 5 Maret 2018.

Yudian mengatakan, UIN sudah membentuk tim konseling dan pendampingan kepada mahasiswi bercadar agar mereka mau melepas cadar saat berada di kampus UIN.

Mahasiswi bercadar akan mendapatkan pembinaan dari kampus melalui tujuh tahapan berbeda. Jika seluruh tahapan pembinaan telah dilampaui dan mahasiswi yang bersangkutan tidak mau melepas cadar, maka pihak UIN akan memecat mahasiswi itu.

“Kalau sudah dilakukan pembinaan dan konseling bahkan sudah tujuh tahapan dilalui dan tetap menolak, maka dipersilakan pindah kampus atau keluar dari kampus,” ucapnya.

Yudian menuturkan, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta merupakan perguruan tinggi negeri sehingga harus berdiri sesuai Islam yang moderat atau Islam nusantara.

“Islam moderat itu Islam yang mengakui konsensus bersama yaitu Islam yang mengakui UUD 1945, Pancasila, Kebhinnekaan dan NKRI,” katanya.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News