Peristiwa penyerangan terhadap pastor dan jemaat Gereja St Lidwina, Bedog, Sleman bagian skenario adu domba antar umat beragama.
Demikian dikatakan pengamat politik Muslim Arbi kepada suaranasional, Senin (12/2). “Setelah peristiwa penyerangan itu semua media membollow up besar-besaran,” ungkapnya.
Kata Muslim, berbeda saat terjadi penyerangan terhadap ulama dan ustadz di Jabar, media tidak begitu memberitakan. “Dan di media sosial opini yang dikembangkan kelompok liberal pro penguasa mencoba menyudutkan Islam dalam kasus penyerangan gereja,” papar Muslim.
Menurut Muslim, penyerangan gereja di Sleman ini ada rangkaian yang tidak dipisahkan dari peristiwa di Jawa Barat. “Kita harus melihat peristiwa di Sleman itu secara komprehensif dan sangat kemungkinan terkait kasus di Jawa Barat,” papar Muslim.
Muslim mengatakan, umat Islam perlu mewaspadai provokasi yang mengakibatkan citra buruk. “Nampaknya ada provokasi yang sengaja untuk memunculkan umat Islam berbuat anarki bahkan teror,” pungkas Muslim.
Pastor dan umat di Gereja St Lidwina, Bedog, Sleman, Yogyakarta, Minggu (11/2/2018) pada pukul 07.30 WIB, diserang seorang pelaku.
Dikutip dari Kompas.id, umat yang sedang menghadiri misa terluka, begitu pula dengan Pastor Karl-Edmund Prier SJ, biasa dipanggil Romo Prier, yang sedang memimpin misa.
“Pelaku datang sudah dengan menghunuskan pedang. Saya yang terkena pertama kali,” ujar Permadi, Ahad (11/2). Permadi pun memperlihatkan punggungnya yang terkena sabetan pedang dari pelaku.
Setelah melukai Permadi, pelaku yang masuk gereja dari pintu selatan kemudian terus merangsek ke dalam gereja. Sekitar 10 orang umat kemudian terluka dengan mayoritas luka berada di kepala.