Presiden Jokowi layak mendapat apresiasi melakukan kunjungan kenegaraan ke Afghanistan di saat negara tersebut dilanda konflik.
“Jokowi hadir di sana di tengah konflik, di tengah perang dan segala macam kemudian beliau hadir itu jadi pesan, lihat Islam itu ke Indonesia eh Afganistan itu kalian belajar ke kita. Jadi saya sangat apresiasi,” kata Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah Dahnil Azhar Simanjuntak, Selasa (30/1).
Menurut Dahnil, Jokowi ingin menunjukkan rasa simpati dan empati kepada Afghanistan yang sebelumnya diguncang ledakan bom di kawasan kedutaan asing dan gedung pemerintahan di Kabul.
“Saya pikir secara simbolik itu penting ketika kita negara muslim terbesar di dunia kemudian presiden berani hadir di Afghanistan pasca bom itu adalah hal yang positif. Artinya presiden ingin menunjukkan simpati dan empatinya kepada Afghanistan,” katanya.
Dia menambahkan, secara non verbal Jokowi juga ingin menyampaikan pesan bahwa dirinya pantas memimpin Indonesia. “Yang kedua ingin menyatakan secara simbolik pesannya eh gue pantas, kalau bahasa anak muda gue pantas memimpin Indonesia lah,” ujarnya.
Lebih lanjut, Dahnil menilai, Jokowi memberi simbol kepada Afghanistan bahwa Indonesia cocok menjadi negara role model Islam di dunia. Sebab, selama ini kelemahan Indonesia hanya sekedar menjual ‘wajah Islam’. Akibatnya, Indonesia tidak eksis dan seluruh bangsa berpaling ke negara negara Islam lainnya.