Aparat keamanan diminta bertindak tegas terhadap teroris Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang menyandera 1.300 warga di Desa Kimbely dan Desa Banti, Mimika, Papua.
“Tindakan penyanderaan seperti itu tidak boleh dibiarkan karena dikhawatirkan menjadi preseden yang berulang,” kata Ketua Presidium Indonesia Police Watch Neta S Pane di Jakarta, Ahad (12/11).
Menurut dia, aksi penyanderaan itu merupakan modus baru dari konflik Papua yang selama ini dimotori Organisasi Papua Merdeka (OPM). Dari penelusuran IPW ditemukan perubahan dari OPM menjadi Papua Barat Merdeka.
“Kini markas Papua Barat Merdeka berada di Ibu Kota Suva, Fiji, di Samudera Pasifik. Mereka sudah memindahkan markasnya dari Australia,” ujar Neta. Dia berpendapat, pemerintah perlu mengantisipasi manuver baru kelompok bersenjata di Papua itu, apalagi setelah mereka membuka markas di Fiji dan menyandera warga.
Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Setyo Wasisto mengatakan, pasukan dari Polda Papua dan TNI telah dikoordinasikan. Upaya menghubungi pimpinan KKB sudah dilakukan kendati belum bisa intens. Dia berharap masalah itu segera terselesaikan.