Ketua Umum PP Muhammadiyah KH Haedar Nashir mengatakan, jangan terlalu ziarah kubur karena banyak sunnah Nabi lain yang besar manfaatnya dalam membangun umat dan bangsa.
“Ziarah kubur itu sunnah Nabi seperti sunah Nabi lainnya, untuk mendo’akan dan ingat mati atau ingat akhirat. Tapi meski sunnah jangan terlalu sering ziarah kubur karena banyak sunnah Nabi lainnya yang lebih besar yang harus dikerjakan untuk memajukan umat dan bangsa,” kata Kiai Haedar di situs resmi Muhammadiyah, muhammadiyah.or.id
Kata Kiai Haedar, dalam berziarah kubur juga jangan mengeramatkan, meminta-minta, dan mengkultuskan orang yang mati maupun mengeramatkan kuburannya sebab perbuatan tersebut dapat menjurus atau termasuk ke tindakan syirk.
“Berziarahlah sesuai tuntunan Rasulullah SAW,” ungkap Kiai Haedar.
Kiai Haedar mengatakan, Muhammadiyah tidak pernah mengeluarkan pendapat keagamaan maupun menganjurkan Yasinan, Tahlilan, dan Shalawatan sebagaimana diberitakan dalam tulisan tersebut.
“Namun membaca Al-Quran seluruhnya (bukan hanya Surat Yasin), berdzikir kepada Allah (termasuk melafadzkan tahlil Laa Ilaaha Illa Allah), serta bershalawat kepada Nabi Muhammad diharuskan dan dianjurkan serta bernilai ibadah bagi setiap muslim (termasuk warga Muhammadiyah) yang kaifiyahnya mengikuti tuntunan Rasulullah SAW,” jelasnya.
Tulisan yang dimaksud Haedar artikel berjudul “Akhirnya Ketum Muhammadiyah Bolehkan Ziarah Kubur -Fiqh Menjawab”.
Selain itu, ia mengatakan, makam Ki Bagus tidak hilang, kuburannya ada di Makam Pakuncen Yogyakarta, sebagaimana di Makam tersebut terdapat kuburan HOS Tjokroaminoto.