Kapolri Jenderal Tito Karnavian memberikan pesan kepada publik kasus Novel ada kekuatan besar dengan pernyataan peristiwa penyiraman air keras sulit diungkap.
“Sekelas Kapolri saja mengungkap sulit mengungkap kasus Novel menandakan ada kekuatan besar dalam peristiwa ini,” kata pengamat politik Ahmad Baidhowi kepada suaranasional, Jumat (13/10).
Menurut Baidhowi, kekuatan besar ini bisa melengserkan Tito Karnavian dari jabatan Kapolri. “Padahal dari beberapa saksi maupun rekaman CCTV bisa mudah mengungkap pelaku maupun dalang penyiraman terhadap Novel,” papar Baidhowi.
Kata Baidhowi, kasus ini makin memperkuat pernyataan Novel sebelumnya ada jenderal aktif di kepolisian yang bermain. “Kapolri harusnya tidak perlu takut karena sebagai pejabat yang dibayar rakyat harus berani mengungkap kasus Novel,” papar Baidhowi.
Baidhowi mengatakan, publik akan pesimis dengan penegakan hukum di Indonesia bila sekelas Kapolri akui kesulitan mengungkap kasus Novel.
“Belum lagi kasus Iwan Bopeng yang sampai sekarang tidak jelas,” pungkas Baidhowi.
Kapolri Tito Karnavian mengakui sulit mengungkap kasus penyiraman air keras terhadap penyidik senior KPK Novel Baswedan.
“Persoalan yang kadang sulit kami tangani adalah kasus dengan metode hit and run karena kasus demikian menyisakan barang bukti yang sedikit. Berbeda dengan kasus bom Bali yang menyediakan banyak barang bukti dan saksi di lapangan,” ujar Tito dalam rapat bersama Komisi III di Kompleks Parlemen DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (12/10).
1 komentar
Komentar ditutup.
NOVEL memang pantas…menjadi PAHLAWAN….tapi…KESIANGAN….!!!!!!…Mana ada di NKRI profesi…yg ujung2 tidak MALING….!!!!!….Kebetulan aja penegak hukum…tidak berani…menindak REZIM yg sedang berkuasa…!!!!!!!…KPK melelang hasil rampasan KORUPTOR….sdh mengindikasikan….PEMENANG LELANG …juga MALING….apa bedanya maling dengan penadah…barang2 hasil maling…..JUSTRU lbh keji PENADAH hasil maling ..daripada MALINGnya.sendiri…!!!!!!