Di kantor Ansor Pendeta Agus Susanto menyesal hadiri milad FPI menandakan organisasi kepemudaan NU itu merusak kebhinnekaan dan Pancasila.
“Video Abu Janda mengkritik Pendeta Agus yang hadir di Milad FPI, kemudian Pendeta Agus minta maaf di kantor Ansor menandakan organisasi kepemudaan NU itu merusak Kebhinnekaan dan Pancasila,” kata pemikir Islam, Muhammad Ibnu Masduki kepada suaranasional, Jumat (25/8).
Kata Ibnu Masduki, masuknya Abu Janda di Ansor justru merusak hubungan organisasi kepemudaan NU itu dengan ormas Islam lain. “Abu Janda ini tidak punya sejarah di Ansor maupun NU tiba-tiba mengklaim paling NU sendiri. Padahal punya tujuan merusak dari Ansor dari dalam,” ungkapnya.
Menurut Ibnu Masduki, hadirinya tokoh-tokoh non Islam dalam acara milad FPI menandakan ormas yang didirikan Habib Rizieq bukan radikal maupun ekstrim.
“Secara keagamaan, FPI mirip NU ada tahlilan, maulidan. Abu Janda bisa dipastikan baca maulid tidak bisa,” papar Ibnu Masduki.
Kata Ibnu Masduki, Ansor telah kecolongan menempatkan Abu Janda dalam kepengurusan dan ikut mengisi pelatihan media sosial. “Biasanya dalam organisasi, orang luar yang masuk itu bertahap, harus mengikuti pelatihan organisasi tersebut. Ini Abu Janda langsung mendapatkan panggung. Ansor bisa rusak,” jelas Ibnu Masduki.
Pendeta Agus Susanto yang menghadiri Milad FPI dan melontarkan pujian setinggi langit pada Rizieq dan FPI, datang ke kantor GP Ansor untuk minta maaf.
Pendeta Agus yang juga Ketua BAMAG-LKK Badan Musyawarah Antar Gereja dan Lembaga Keagamaan Kristen datang dari Surabaya ke kantor GP Ansor di Jakarta untuk minta maaf.