Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta Prof Komaruddin Hidayat mengatakan radikalisme saat ini karena kesalahan pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)
“Pak SBY itu kan Presiden yang motonya zero enemy. Dia enggak mau konflik dengan siapapun. Jadi ketika jelas ada radikalisme dan pelanggaran, dibiarkan saja,” kata Komaruddin di acara Sarasehan Kebangsaan, dengan tema Saya Indonesia, Saya Pancasila, di Gereja Kristen Indonesia (GKI), Jakarta, Minggu 20 Agustus 2017.
Kata Komaruddin, pemerintahan SBY membiarkan pemikiran ekstrimis dan rafikal sehingga pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) mendapatkan dampaknya.
Selain itu, Komarudin menganalogikannya dengan kebakaran. Jika ada yang membakar, tapi sekelilingnya membiarkan, maka api tersebut menjadi besar.
“Ada ungkapan klasik begini, kelompok minoritas radikal itu ada karena ada mayoritas yang membiarkan itu terjadi,” ucap Komaruddin.
Ketika sudah besar, persoalan radikalisme menjadi lebih sulit diatasi. Tantangan itulah yang kini dihadapi pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla.