Santri Ustadz Abdul Somad Lc, MA yang juga mahasiswa Universitas Al Azhar Kairo, Mesir Moehammed Hidayatulloh memberikan jawaban telak atas tuduhan sesat dari Manhaj tertentu terhadap alumni magister Darul Hadits, Maroko itu.
Mohammed Hidayatulloh membuat artikel berjudul “Wahabi atau Abdul Somad yang Sesat?”
Berikut ini artikel lengkapnya:
Wahabi atau Ust. Abdul Somad yang Sesat?
Postingan saya terkait kunjungan Ust. Abdul Somad ke Tarekat Naqsyabandiyah mendapatkan respon yang cukup masif bernada negatif dari kalangan Wahabi (yang dikenal oleh kalangan awam sebagai Salafi). Karena biasanya yang mudah terbawa arus adalah orang-orang awam, maka tulisan berikut akan saya susun dengan model tanya jawab, demi memudahkan mereka.
1- Siapakah Wahabi itu?
Jawaban: Wahabi adalah pengikut Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab an-Najdi, yang di kalangan orang awam sekarang dikenal dengan sebutan Salafi.
2- Siapakah yang sesat menurut Wahabi?
Jawaban: Semua umat Islam selain mereka. Bahkan antar kelompok di internal mereka juga saling menyesatkan. Khusus terkait Ahlussunnah Wal Jamaah (Asyairah dan Maturidiyah) dan ahli tasawuf, sudah divonis oleh Wahabi sebagai kelompok sesat dan kafir. Dengan paradigma ini, berarti ada bid’ah luar biasa besar di Tanah Suci setiap tahun, atau bahkan sepanjang tahunnya, bahwa ‘orang-orang kafir’ diperbolehkan oleh Wahabi menunaikan ibadah haji. Padahal, Allah SWT. melarang orang-orang kafir memasuki Tanah Suci.
3- Apakah ilmu tasawuf itu?
Jawaban: Ilmu tasawuf adalah ilmu tentang cara membersihkan hati dari berbagai penyakitnya, agar hati menjadi bersih (qalbun salim). Nama lain dari tasawuf ini tazkiyah, yang berarti membersihkan/menyucikan; yaitu membersihkan diri dari berbagai kotoran yang bersarang di hati manusia, seperti sombong, hasud, riya dan sejenisnya.
4- Apakah arti dari bai’at dan apa isi sebuah bai’at?
Jawaban: bai’at adalah janji setia. Untuk apa? Jika di dalam pemerintahan Islam untuk selalu taat kepada pemimpin, dan jika di dalam tradisi suluk tasawuf untuk selalu bertakwa kepada Allah; menunaikan perintah dan menjauhi larangan-Nya, di bawah bimbingan seorang guru/mursyid.
Isi bai’at adalah istigfar, niat bertobat dan berazam untuk senantiasa menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.
Lantas, di mana letak salahnya?
5- Mengapa harus berbai’at kepada seorang mursyid?
Jawaban: Sebenarnya tidak ada keharusan bagi yang merasa dapat menjadi baik tanpa bimbingan seorang guru. Tarekat adalah madrasah (sekolahan) untuk mendidik jiwa para salik atau murid agar menjadi pribadi muslim yang berhati bersih dan berperilaku baik sesuai dengan nilai-nilai yang diajarkan di dalam Islam, sebagaimana termaktub di dalam al-Quran dan as-Sunnah.
Dan kita semua tentu tahu bahwa setiap madrasah (sekolahan) apapun di dunia ini pasti memiliki persyaratan/etika yang wajib ditaati oleh pelajar yang bersangkutan. Jika kita masuk universitas atau lembaga pendidikan manapun, maka kita akan disodori sejumlah aturan main dimana kita diminta berjanji untuk menaatinya. Kadang kita diminta untuk membubuhkan tanda tangan sebagai tanda bukti bahwa kita telah berjanji dan akan setia menaatinya.
Nah, begitu juga halnya di dalam madrasah hati ini (tarekat). Kita diminta untuk berjanji untuk senantiasa taat kepada aturan Allah SWT. dan Rasul-Nya. Lantas, di mana letak kesalahannya? Ooh karena tidak ada di zaman Rasulullah SAW……… Para sahabat justru telah mengambil janji setia untuk taat kepada Allah dan Rasul-Nya.
6- Apakah Wahabi menyerang dan menyesatkan Ust Somad hanya karena bai’at/tasawuf?
Jawaban: Tidak. Sebenarnya postingan tentang bai’at Ust. Somad ini hanyalah cela atau kesempatan kalangan Wahabi untuk membidik beliau. Karena di dalam berbagai videonya, Ust. Somad sudah menegaskan bahwa beliau berpegang teguh kepada mazhab sawadul a’zam (kelompok mayoritas umat Islam) dalam masalah akidah; yaitu Ahlussunnah Wal Jamaah (Asyairah dan Maturidiyah), bermazhab dalam fikih (Hanafi, Maliki, Syafii dan Hambali), serta bertasawuf sunni. Ketiga prinsip tersebut; akidah, fikih dan tasawuf, telah menjadi pilihan umat Islam sepanjang sejarahnya. Ini sebagai pengamalan dari hadis Nabi SAW. yang dikenal dengan hadis Jibril, dimana Jibril AS. bertanya kepada Nabi SAW. tentang iman (akidah), islam (fikih/syariat) dan ihsan (tasawuf/tazkiyah).
Seandainya Ust. Abdul Somad tidak berba’iat tasawuf pun, beliau tetap sesat menurut Wahabi, selagi beliau tidak mengikuti ideologi mereka. Jadi, sekali lagi, share masif yang dilakukan oleh para pengikut Wahabi ini sebenarnya hanyalah upaya kriminalisasi terhadap sosok Ust. Abdul Somad, karena beliau saat ini sedang naik daun dan Wahabi takut kehilangan pangsa pasar. Hal ini mirip sekali dengan kriminalisasi yang dilakukan oleh Wahabi terhadap maulidan/perayaan Maulid Nabi SAW.. Biasanya Wahabi melarang maulid dengan menyelipkan keberatan karena di dalam maulid ada campur-baur antara lelaki dan wanita (ikhtilat), ritual kemusyrikan karena mengkultuskan Nabi Muhammad SAW., dll. Padahal, itu hanyalah bumbu-bumbu kriminalisasi maulid saja. Seandainya acara maulid itu hanya diikuti oleh lelaki dan dilakukan hanya dengan membaca Al-Quran dan Hadis, maka Wahabi akan tetap melarang maulid. Karena intinya, bagi Wahabi maulid tak ada di zaman Nabi.
Demikian pula dengan masalah tarekat/tasawuf ini. Jika pun semua tuduhan-tuduhan palsu yang dilancarkan oleh Wahabi dalam upaya mengkriminalisasi tasawuf itu dimentahkan, maka mereka akan tetap memvonis tasawuf itu sesat. Karena alasannya tetap sama; tidak ada di zaman Nabi SAW..
Padahal, Wahabi dan para pengikutnya harus sadar, bahwa ilmu hadis yang mereka pelajari itu juga tidak ada di zaman Nabi SAW.. Lebih dari itu, gemar menuduh umat Islam sebagai musyrik dan kafir sama sekali tidak ada di zaman Nabi SAW.. Justru itu muncul di era sahabat yang dilakukan oleh sebagian tabi’in yang tergabung di dalam kelompok Khawarij.
Demikian, ulasan singkat saya
M. Hidayatulloh, santrinya Ust. Abdul Somad, Lc. MA