Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian tidak disukai umat Islam ketika namanya disoraki audiens dalam acara Tasyakuran Milad MUI ke-42 di Balai Sarbini, Kamis (26/7).
“Acara MUI dan namanya disoraki dan ada kata huu dari audiens saat nama Kapolri disebut menandakan Jenderal Pol Tito Karnavian tidak disukai umat Islam,” kata pengamat politik Muhammad Huda dalam pernyataan kepada suaranasional, Kamis (27/7).
Kata Huda, acara Tasyakuran Milad MUI itu audiennya itu representasi umat Islam. “Anggota MUI itu dari berbagai ormas Islam dan ketika disoraki menandakan, Kapolri dipandang buruk umat Islam,” papar Huda.
Huda mengatakan, selama ini, Kapolri tidak terlalu bersahabat dengan Umat Islam khususnya dalam menyikapi Aksi Bela Islam. “Berbeda dengan Panglima TNI Jenderal Gatot yang memuji Aksi Bela Islam,” papar Huda.
Dalam acara Tasyakuran Milad MUI ke 42, beberapa audiens menyoraki Kapolri Jenderal POl Tito Karnavian saat mantan Kapolda Metro Jaya itu disebut.
“Huu,” kata beberapa audiens, di Balai Sarbini, Semanggi, Jakarta Pusat, Kamis (26/7).
Namun audiens memberikan tepuk tangan dan sorak sorai saat Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo disebut.
Bahkan saat ketua Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Yuliandre Darwis menyebut Jenderal Gatot Nurmantyo audiens langsung bertepuk tangan.
“Ini fans-nya banyak juga yah Pak Gatot,” katanya sambil tertawa.
Sontak para audiens pun bertepuk tangan dan sorak sorai. Sementara itu saat nama Kapolri Jenderal Tito Karnavian disebut hanya beberapa dari audiens yang bertepuk tangan. Bahkan ada beberapa yang justru menyoraki Tito.
“Huu,” kata beberapa audiens.