Politikus Partai Amanat Nasional (PAN) Marissa Grace Haque atau biasa disapa Marissa Haque turut angkat bicara dan mendukung soal usulan boikot Starbucks.
Kini dukungan terhadap usulan boikot Starbucks di Indonesia terus berdatangan.
Seperti kami kutip dari Republika, Selasa (4/7/2017), Marissa yang mengaku sangat menyukai Greentea Latte dari Starbucks awalnya sangat terkejut atas beredarnya kabar soal CEO Starbucks Howard Schultz yang mendukung penuh lesbian, gay, biseksual dan transgender (LGBT).
Terlebih, saat Schultz terkesan memaksakan ideologinya pada para pemegang saham dengan mempersilakan mereka yang tidak setuju dengan penikahan sejenis untuk angkat kaki dari Starbucks.
Marissa yang sempat terjun di dunia entertain juga mengaku sudah tidak asing dengan perilaku LGBT tersebut. Karena banyak dari rekan-rekan kerja, teman masa kuliah, yang menyukai sesama jenis.
Namun bagi dia, semua itu tidak akan bisa menganggu prinsip hidup yang dipegang selama ini.
“Sebagai seorang Muslimah tentunya saya berpegang pada Alquran dan Hadits. Saya menolak perkawinan sejenis, kebetulan saya sangat suka Greentea Latte Starbucks lho, tapi kan kalau buat saya masalah iman di atas selera minuman, ya kan? Soal pergaulan juga, ya tetap ada hijab dengan mereka,” ungkap Marissa, Selasa (4/7/2017).
Marrisa mengatakan, dengan penolakan dan prinsip hidupnya yang tidak setuju dengan LGBT atau pernikahan sejenis, dia sadar bahwa ke depan ada kemungkinan dia kehilangan beberapa teman. Atau mungkin dia juga mendapat cibiran, dari mereka yang memiliki pandangan atau visi bermasyarakat yang berbeda. “Jika itu terjadi sedih ya tentunya. Tapi ya itu pilihan,” saya,” tegas Marissa.
Tetapi saat kehilangan satu teman, lanjut dia, dirinya yakin akan mendapatkan teman baru yang juga satu visi dengan dia. Karenanya, jika anjuran boikot Starbucks adalah demi suatu hal yang berdasar pada keberlangsungan umat Islam, maka diapun secara tegas menyatakan dukungannya. “Yuk, Let’s boikot,” tandas Marissa.
Sebelumnya, CEO Starbucks Howard Schultz secara terang-terangan menunjukkan dukungannya terhadap pernikahan sejenis dan LGBT. Terlebih, Schultz mempersilakan para pemegang saham Starbucks yang menolak pernikahan sejenis untuk menjual sahamnya di Starbucks.
Menyikapi sikap Schultz, Ketua Bidang Ekonomi PP Muhammadiyah Anwar Abbas mengusulkan pemboikotan pada kedai kopi Starbucks di Indonesia. Usulan tersebut muncul karena dia khawatir, Schultz menjadikan Starbucks bukan hanya tempat berbisnis. Namun juga, untuk menyebarkan dukungan bahkan ideologi (penerimaan LGBT dan pernikahan sejenis) pada seluruh karyawan Starbucks, termasuk Indonesia.