Sektor ganda campuran akhirnya bisa memenuhi target Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) dalam BCA Indonesia Terbuka Superseries Premier (BIOSSP) 2017. Akhirnya, penantian Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir terbayarkan sekaligus mewujudkan target satu gelar dari Indonesia Terbuka 2017.
Melihat hasil tersebut, kepala pelatih ganda campuran PBSI, Richard Mainaky senang dengan hasil yang ditorehkan anak asuhnya. “Yang jelas saya bersyukur kepada Tuhan karena ini kesekian kalinya harapan atau penantian saya dikabulkan,” ucap Richard kepada Republika, Senin (19/6/2017).
Richard benar-benar merasa salut dengan perjuangan pasangan yang kerap disapa Owi/Butet itu. Sebab, kali ini kedua anak didiknya itu bisa menunjukkan kemampuan untuk membawa gelar juara saat bermain di kandang sendiri.
Ia tahu betul apa yang sudah didapatkan Owi/Butet kali ini tidak mudah. Namun, baik Liliyana atau tontowi ternyata bisa melakukan yang terbaik. “Terutama Butet yang baru sembuh dari cederanya dan Owi juga jalankan intruksi saya,” ujar Richard.
Dengan kondisi Liliyana yang belum pulih seratus persen dari cederanya, Richard ingin Tontowi bisa bermain telaten dan tekun. Sebab, ia ingin Tontowi lebih sabar dalam pengembalian bola-bola lawan untuk menutupi gerakan terbatas dari Liliyana.
Semenjak masa pulihan hingga bermain di Indonesia Terbuka 2017, menurut Richard, Liliyana belum bisa maksimal dalam melakukan kemampuannya. “Butet yang kadang-kadang masih kelihatan hati-hatu dalam pengambilan bola yang jauh dari jangkauannya,” tutur Richard.
Kemenangan Tontowi/Liliyana di Indonesia Terbuka tak hanya menuntaskan penantiannya. Namun, juga bisa menujukkan terbaik untuk Indonesia. Sebab, hingga babak final hanya satu saja perwakilan Indonesia yaitu Tontowi/Liliyana untuk bertarung mendapatkan gelar di rumah sendiri.
Tontowi/Liliyana harus menghadapi pasangan Cina Zheng Siwei/Chen Qingchen dalam final Indonesia Terbuka 2017. Pada akhirnya Tontowi/Liliyana menang melawan pasangan peringkat satu dunia itu dengan skor 22-20 dan 21-15.