Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak ingin dikesankan antiIslam dengan memposting foto shalat berjamaah bersama anggota Paspampres.
“Saat ini, Jokowi ini masih diopinikan keturunan PKI, anti Islam, dengan memposting foto shalat Jamaah di akun Instagram ingin mengubah opini buruk tersebut,” kata pengamat politik Ahmad Yazid kepada suaranasional, Kamis (7/6).
Kata Yazid, langkah Jokowi ini untuk menghadapi Pilpres 2019. “Isu SARA masih akan kuat di Pilpres 2019, maka untuk menepis itu, Jokowi memperlihatkan dekat dengan ulama dan berbagai kegiatan ibadah termasuk shalat,” papar Yazid.
Yazid mengatakan, di lain pihak langkah Jokowi masih dinggap memusuhi Islam seperti kasus yang menimpa Habib Rizieq.
“Postingan shalat ada yang mengomentari sebagai riya atau pamer dan publik akan menilai macam-macam terhadap Jokowi. Pendukung Jokowi akan menilai positif sedangkan yang anti langkah Jokowi itu hanya riya,” pungkas Yazid.
Yazid mengatakan, Jokowi perlu bertemu dan berdialog dengan Habib Rizieq agar tidak ada persepsi publik bahwa mantan Wali Kota Solo itu antiIslam.
“Sekarang ini Habib Rizieq itu tokoh nasional dan mewakili umat Islam. Walaupun ada ormas Islam NU dan Muhammadiyah tetapi kurang dianggap buktinya umat Islam berduyun-duyun ikut 411, 212,” pungkas Yazid.
Presiden Jokowi mengingatkan kepada umat muslim tak melupakan salat sesibuk apa pun dia. Sebab, salat merupakan tiang agama.
Hal itu disampaikan Jokowi melalui akun Instagram nya. Ia menulis pesan tersebut seusai menunaikan ibadah salat magrib di pos polisi di KM 10 Tol Jagorawi dari Jakarta mengarah ke Bogor.