Pihak Istana mengajari rakyat Indonesia untuk berbohong dengan mengundang seorang remaja plagiator bernama Afi Nihaya Faradisa.
“Mengundang Afi seorang plagiator itu sebuah kesalahan besar pihak Istana dan bisa diartikan mengajari rakyat untuk berbohong,” kata pengamat politik Muhammad Huda kepada suaranasional, Jumat (2/6).
Menurt Huda, Jokowi mengundang Afi agar dianggap berpihak pada pluralisme dan kebhinnekaan. “Padahal Afi ini hanya dimanfaatkan kelompok liberal yang punya tujuan menghancurkan Indonesia dan Pancasila,” jelas Huda.
Huda mengatakan, pasca terbongkarnya AFI sebagai plagiator harusnya remaja asal Banyuwangi itu dikasih terapi secara psikologi.
“Mungkin tergoncang akibat plagiatnya terbongkar. Ini pelajaran buat semua agar tidak terlalu mudah percaya kepada seseorang,” papar Huda.
Pemilik akun Facebook Afi Nihaya Faradisa itu merupakan satu dari puluhan undangan yang hadir dalam peringatan Hari Pancasila. Seperti diketahui, tulisan Afi di Facebook bertajuk “Warisan” menjadi viral. Tulisan berisi seruan pesan damai itu mengundang kontroversi.
“Benar, Afi diundang sebagai tamu dan kemarin sudah datang ke Setneg,” kata Kepala Biro Pers Media dan Informasi Istana Kepresidenan Bey Machmudin di Kantor Kementerian Luar Negeri, Kamis (1/6/2017).