Berita bohong pembakaran Al Kitab yang menyebabkan massa bertindak anarkis bagian rekayasa kelompok tertentu ingin melepaskan Papua dari NKRI.
“Siapa penyebar isu pembakaran Al Kitab? Sudah bisa ditebak. Kelompok mana yang ngotot ingin berpisah? Apa agendanya? Pelanggaran HAM oleh aparat negara,” kata pengamat politik Hendrajit dalam diskusi beberapa waktu lalu.
Kata Hendrajit, kelompok yang menginginkan Papua lepas dari NKRI mengingkan kehadiran pasukan asing setelah adanya pelanggaran HAM.
“Lalu hadir pasukan asing atas nama intervensi kemanusiaan. Dan selanjutnya referendum sebagai pilihan,” ungkap Hendrajit.
Menurut Hendrajit, kejadian berita bohong pembakaran Al Kitab di Jayapura polanya mirip lepasnya Timor-Timur dari Indonesia.
“Itulah pola lepasnya Timor Timur dari Indonesia. Apakah kita mau tergiring masuk dalam lobang (modus dan pola) yang sama?” kata Hendrajit.
Kapolda Papua Irjen Pol Boy Rafli menegaskan, tidak ada pembakaran Al kitab yang dilakukan anggota TNI. Namun untuk memastikan, kata ia, semuanya akan dilakukan penyidikan lebih lanjut bersama POM XVII Cenderawasih.
Menurutnya, insiden sudah anarkis karena massa melakukan pembakaran ban dan pemalangan jalan sehingga aparat keamanan terpaksa melakukan upaya paksa.
“Massa sudah anarkis hingga menyebabkan aparat keamanan terpaksa melakukan upaya paksa membuka blokade atau pemalangan yang dilakukan mengingat dampaknya secara umum,” kata Kapolda Papua Irjen Pol Boy Rafli Amar dalam pertemuan tokoh agama dan masyarakat Papua.