Islamisasi kampus di beberapa universitas di Indonesia menggunakan pemahaman agama skriptualis menjadikan mahasiswa radikal.
Demikian dikatakan peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan (LIPI) Anas Saidi di acara Mata Najwa beberapa waktu lalu.
Menurut Anas, pemahaman skriptualis, tektual keagamaan dalam Islamisasi kampus tidak memahami proses berdirinya bangsa Indonesia.
“Di kampus-kampus sudah mengharamkan buku-buku Gus Dur, Cak Nur, Quraish Syihab,” kata Anas.
Anas mengatakan, kelompok Cipayung yang sebelumnya dianggap mendominasi gerakan Islam di kampus, kini digeser oleh kelompok lain yang turut menyebarkan radikalisasi ideologi.
Menurut Anas, kelompok yang lahir dari islamisasi kampus dari paham tekstual ebih banyak melakukan radikalisme ideologi dengan cita-cita mendirikan negara Islam versi mereka sendiri.