Plt Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat terlihat masih dendam kalah di Pilkada DKI Jakarta dengan tidak menemui tim sinkronisasi bentukan Anies-Sandi.
“Tidak mau menemui, menandakan Djarot masih dendam karena kalah di Pilkada DKI Jakarta,” kata pengamat politik Muhammad Huda kepada suaranasional, Selasa (23/5).
Menurut Huda, Djarot sangat terpukul kalah di Pilkada DKI Jakarta karena sebelumnya sudah diprediksi sebagai pemenang. “Dengan dana yang berlimpah dan dukungan para artis, ternyata kalah dari Anies-Sandi,” papar Huda.
Kata Huda, tim sinkronisasi yang mengajukan program ke Pemda DKI untuk dimajukan anggaran perubahan bisa terjanggal di DPRD DKI Jakarta. “Segala perubahan anggaran atas persetujuan DPRD sebagai respresentasi dari wakil rakyat,” jelas Huda.
Menurut Huda, fraksi di DPRD DKI Jakarta bisa menolak program Anies-Sandi terutama dari partai-partai yang menjadi pendukung Ahok. “Penolakan bisa dimotori fraksi PDIP dan didukung partai-partai lainnya,” ungkap Huda.
Huda mengatakan, kekalahan Ahok di Pilkada DKI Jakarta masih membawa dendam karena dianggap kemenangan Anies-Sandi memanfaatkan isu SARA. “Sudah kalah, Ahok masuk penjara lagi. Ini yang membuat pendukung Ahok khususnya PDIP masih tidak terima kekalahan,” ungkap Huda.
Kata Huda, suhu politik di Jakarta masih panas walaupun Anies-Sandi sudah dilantik. “Buzzer-buzzer Ahok akan terus menyerang Anies-Sandi dan didukung media,” pungkas Huda.
Djarot mengatakan tak mau temui tim sinkronisasi karena sibuk menyelesaikan beberapa pekerjaan yang harus diselesaikannya. Karena ia hanya memiliki tenggat waktu hingga Oktober mendatang.
“Saya masih sibuk, fokus untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan yang harus saya selesaikan dan beberapa kegiatan ya. Saya masih fokus ke situ,” kata Djarot di Balai Kota DKI, Jakarta, Kamis (18/5).