Majelis Ulama Indonesia (MUI) menilai pendukung Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) biasa disebut Ahoker mulai radikal dan membahayakan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Dan sekarang kecenderungannya ada gejala-gejalan radikalisme oleh pendukung-pendukung Ahok, bagaimana mereka melakukan demo yang tidak taat hukum bertentangan dengan (sikap) Basuki sendiri,” kata Wakil Ketua Komisi Hukum dan Perundang-undangan MUI Ikhsan Abdullah, Sabtu (13/5).
Ikhsan mengkhawatirkan aksi Ahoker itu justru bisa ditumpangi, termasuk oleh kelompok-kelompok radikal.
“Termasuk yang kita khawatirkan ISIS. Celah-celah seperti ini mereka bisa masuk,” ujar Ikhsan.
Lebih lanjut dia mengatakan, gejala-gejala lain yang terkesan menumpangi aksi pendukung Ahok adalah munculnya karangan bunga yang justru memajang kalimat-kalimat yang mengusik. Bahkan kesannya provokatif.
“Bunga ini indah disimpan di mana-mana tapi ditorehkan dengan kata-kata yang tidak indah. Ini kan memancing,” tegasnya.
Ikhsan merasa bersukur karena umat Islam yang menggelar Aksi 55 pada 5 Mei lalu tak terpancing.
“Alhamdulillah demo 55 tak terpancing, kalau terpancing kita bayangkan bagaimana repotnya aparat mengurusi hal-hal itu,” pungkas Ikhsan.