Kekalahan pasangan Ahok-Djarot di Pilkada DKI Jakarta putaran kedua disebabkan adanya paranoid yang diutarakan aparat kepolisian.
“Saya kira paranoid Polri merupakan salah satu faktor yang menyebabkan kekalahan Ahok dalam putaran kedua Pilkada DKI,” ungkap Guru Besar Universitas Indonesia (UI)
Nazaruddin Sjamsudin di akun Twitter-nya @nazarsjamsuddin.
Kata Nazaruddin, polisi yang terlihat paranoid adanya kerusuhan menyebabkan masyarakat tidak mau memilih Ahok.
“Karena takut akan terjadinya kerusuhan seperti yang diantisipasi polisi, mungkin telah menyebabkan banyak orang ogah memilih Ahok,” jelas Nazaruddin.
Sejumlah lembaga survei menampilkan hasil hitung cepat atau quick count suara pilkada DKI Jakarta putaran kedua. Sample suara yang masuk sudah lebih dari 80 persen. Dari semua quick count tersebut, pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno memimpin.
Lembaga-lembaga tersebut adalah Indo Barometer (IB), Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA. iNews Research, Populi Center, Indikator Politik Indonesia, PolMark Indonesia, Saiful Mujani Research & Consulting, Charta Politika, dan Voxpol Center.