Aparat kepolisian cenderung berpihak kepada Ahok-Djarot dengan mengatakan, masyarakat tidak perlu mempercayai hasil lembaga survei.
Demikian dikatakan pengamat politik Ahmad Yazid kepada suaranasional, Selasa (18/4). “Harusnya polisi tidak perlu mengometari hasil survei,” ungkap Yazid.
Menurut Yazid, mayoritas lembaga survei menyatakan Anies-Sandi memenangkan Pilkada DKI Jakarta putaran kedua.
“Lembaga survei itu menggunakan metode ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan dan aparat kepolisian tidak berhak untuk melarang masyarakat tidak mempercayai hasil metode ilmiah,” ungkap Yazid.
Kata Yazid, harusnya aparat kepolisian tidak perlu berkomentar seperti itu karena memunculkan kecurigaan dari masyarakat. “Baru kali ini, aparat kepolisian ikut mengomentari hasil survei,” papar Yazid.
Polri mengingatkan masyarakat agar tidak begitu percaya pada hasil survei sejumlah lembaga terkait dengan pemilihan kepala daerah. Hasil tersebut dinilai bisa menggiring opini publik.
“Iya, kan mengklaim kemenangan itu kan bisa membuat suatu pandangan. Nanti kalau ternyata hasilnya beda, kan ada yang mengklaim si ini sebagai pemenang, nanti kalau ternyata kalah berarti (dianggap) dicurangi,” kata Kadiv Humas Polri Irjen (Pol) Boy Rafli Amar di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Senin (17/4/2017).
Polri mengingatkan masyarakat bahwa hasil lembaga survei itu tidak mutlak. Diketahui, memang sebelum masa tenang ada beberapa lembaga survei yang merilis hasil surveinya terkait dengan Pilgub DKI Jakarta. Hasil survei lembaga-lembaga itu pun berbeda-beda.