Rezim Joko Widodo (Jokowi) sangat anti kritik dengan menangkap ulama dan aktivis dengan tuduhan makar.
“Indonesia saat ini gawat darurat karena rezim yang anti kritik. Ini sudah jelas ada tujuan pembungkaman suara rakyat,” kata Koordinator Pusat Aliansi BEM Seluruh Indonesia Wildan Wahyu Nugroho dalam pernyataan kepada suaranasional, Sabtu (1/4).
Wildan menyinyalir demokrasi di era Rezim Jokowi berjalan tidak baik. “Maka perlu kita pertanyakan apakah demokrasi berjalan dengan baik di negara kita,” ungkap Wildan.
Menurut pria yang juga menjabat Presiden BEM UNS Solo, penangkapan dan penahanan orang tertuduh makar kali ini merupakan tamparan keras bagi kebebasan berpendapat yang ada di Indonesia di dalam Undang-undang No. 9 Tahun 1998.
“Pada sebelumnya aksi-aksi yang dilakukan mahasiswa juga banyak mengalami tindakan represif oleh aparat kepolisian di berbagai wilayah,” kata Wildan.
Wildan mengatakan, penangkapan ulama dan aktivis seolah-olah negara ini sudah antipati dan tidak mau mendengarkan lagi aspirasi rakyat.
Ia mengatakan, dalam menghadapi peristiwa penangkapan itu, Aliansi BEM Seluruh Indonesia menyatakan sikap dengan tegas: mengutuk keras sikap Polda Metro Jaya atas tindakan penangkapan.
Ia mengatakan, Aliansi BEM Seluruh Indonesia menuntut kepada rezim pemerintah untuk menghentikan sikap pembungkaman suara rakyat.
“Mendesak pemerintah untuk membebaskan orang-orang tertuduh makar karena menciderai konstitusi,” pungkas Wildan.